RADARCIREBON.ID -Jalan rusak di Kabupaten Cirebon kembali disorot. Kali ini, menyasar Desa Battembat, Kecamatan Tengahtani.
Ruas jalan sepanjang 200 meter yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Cirebon itu dibiarkan rusak bertahun-tahun.
Aksi protes warga pun tumpah. Memasang spanduk sindiran kepada pemerintah. “Wisata gratis. Siap-siap bae sing ngeliwati dalan kien bakalan, lara boyok, encok, wetenge kanggek, kendaraane rusak, gerobak empal malik,bokonge lara”.
Baca Juga:Normalisasi Kemiskinan SosialWawali Targetkan 5 Besar MTQH Tingkat Jabar
Pegiat Jalan Rusak yang juga warga setempat, Dian Kusdianto mengatakan, berdasarkan data yang tersimpan didalam google foto, jalan rusak di Desa Batembat sejak tahun 2020 hingga kini belum diperbaiki.
Namun, berdasarkan informasi dari pemerintah desa, jalan rusak di Desa Battembat akan diperbaiki tahun ini. “Katanya tahun ini tuntas dengan anggaran Rp300 juta,” kata Dian.
Dian mengaku, langkah ini sebagai bentuk nyata dari warga Desa Battembat yang sudah cukup geram. Mengingat kerusakan cukup parah. Tidak sedikit warga mengeluh. Akhirnya, muncul rasa iba di Blok Timur Desa Battembat.
“Tujuan gerakan kami agar pemerintah desa lebih aktif lagi mengusulkan ke pemda untuk perbaikan infrastruktur. Tapi perlu dicatat, pemeliharaan jalan aspalnya harus yang berkualitas,” tandasnya.
Selain itu, dengan kondisi cuaca tidak menentu, drainase di ruas jalan tersebut juga tidak memadai. “Khawatirnya terjadi kerusakan lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kuwu Desa Battembat, Kholid membantah kerusakan jalan rusak itu baru menginjak satu tahun. Bahkan, tahun ini segera diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR).
“Tahun ini diperbaiki. Anggarannya Rp300 juta dari Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) melalui aspirasi anggota DPRD hasil Musrenbang tahun kemarin,” kata Kholid, saat ditemui di ruang kerjanya.
Baca Juga:PT Daya Adicipta Motora Berbagi Hewan Kurban, Pererat Kepedulian SosialSeleksi Penerimaan Murid Baru Kota Cirebon Transparan Berkeadilan
Diakuinya, kerusakan jalan memang cukup parah. Dari panjang 200 meter, 80 persen rusak. Aspalnya hilang semua. Kondisi itu dipicu akibat curah hujan yang tinggi selama tiga bulan.
“Kontur tanahnya memang kurang bagus. Harus diurug dulu. Sementara perbaikan jalan masih menggunakan aspal. Harusnya dibeton. Karena jalan Kabupaten Cirebon kerap dilintasi kendaraan di atas 8 ton,” ungkapnya.