Pemkab Cirebon Gencar Tekan Stunting, Ini Program Andalan Hingga ke Tingkat Desa

Wakil Bupati Cirebon H Agus Kurniawan Budiman
BERI ARAHAN: Wakil Bupati Cirebon H Agus Kurniawan Budiman atau akrab disapa Jigus mendorong penurunan angka stunting dengan memperkuat TPPS hingga tingka desa, kemarin. FOTO: DENY HAMDANI/RADARCIREBON.ID
0 Komentar

RADARCIREBON.ID– Pemerintah Kabupaten Cirebon terus mengintensifkan upaya pencegahan dan penurunan stunting.

Hal itu, sejalan dengan target nasional yang dipatok sebesar 18,8 persen pada 2025 dan 14,2 persen pada 2029. Target tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang RPJPN 2025–2045.

Wakil Bupati Cirebon, H Agus Kurniawan Budiman menegaskan pentingnya pelaksanaan aksi konvergensi sebagai strategi utama dalam penanggulangan stunting.

Baca Juga:Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Desa di Indramayu Tanam Ribuan Pohon SukunIndramayu Sukses Jaga Ketahanan Pangan Nasional, Lucky Hakim – Syaefudin Dapat Penghargaan dari PWI Pusat

Menurutnya, pemerintah daerah harus fokus pada kelompok sasaran utama seperti ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, remaja putri, hingga calon pengantin.

“Langkah percepatan harus tetap terkonvergensi dan terarah. Penurunan stunting bukan hanya tugas Dinas Kesehatan, tetapi tanggung jawab bersama seluruh unsur pemerintah, swasta, akademisi, hingga masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Jigus itu, Sabtu (15/6).

Jigus mengungkapkan, prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon sempat mengalami penurunan signifikan, dari 26,5 persen pada 2021 menjadi 18,6 persen di tahun 2022. Namun, angka tersebut kembali meningkat menjadi 22,9 persen pada 2023.

“Ini menjadi alarm bagi kita semua. Tidak boleh lengah. Perlu kerja keras lintas sektor untuk kembali menurunkannya hingga ke bawah target nasional,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, Pemkab Cirebon akan memperkuat peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat kabupaten hingga desa.

Selain itu, pendampingan keluarga oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) juga akan digencarkan, termasuk skrining dan pembinaan terhadap keluarga berisiko stunting.

Jigus menambahkan, gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting akan terus digalakkan. Program lain yang diperkuat meliputi pelayanan keluarga berencana, peningkatan sistem rujukan kesehatan bagi keluarga tidak mampu, penyuluhan gizi, serta pemberian makanan tambahan sebagai bentuk intervensi langsung.

Baca Juga:Wujud Kepedulian pada Kemanusiaan, Bupati Indramayu Nobar Film Hayya 3 Gaza di Sam’s StudioKarakter Menentukan Nasib Seseorang

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni SKM MKes menyampaikan dukungan penuh terhadap program ini.

Pihaknya, kata Eni, sudah menjalankan lima program unggulan BKKBN, yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (Sidaya), dan pemanfaatan aplikasi digital Keluarga Indonesia.

0 Komentar