RADARCIREBON.ID-Berbagai macam cara ditempuh para petani di Kabupaten Indramayu untuk mengatasi serangan hama tikus yang bisa merusak tanaman padi mereka.
Salah satunya adalah dengan mendirikan rumah burung hantu (rubuha) yang dilakukan oleh Kelompok Tani (Poktan) Carik Desa/ Kecamatan Bangodua.
Mereka memasang rumah predator alami tikus itu di areal sawah milik petani Blok Carik.
Baca Juga:Liga Pelajar Proton Super Cup Cukup Sengit, Juaranya ke Jawa BaratDorong Profesionalitas ASN, Pemkab Indramayu dan BKN Luncurkan Manajemen Talenta
“Kita pilih cara yang aman dan lebih pada pelestarian alam, memancing burung hantu dengan membuatkan rumahnya,” ucap Ketua Poktan Carik, Sona Rupaka kepada Radar Indramayu, Kamis (19/6).
Dikatakan Sona, pemasangan rubuha menjadi salah satu bentuk ikhtiar petani di Desa Bangodua mengatasi serangan hama tikus, dengan harapan akan menjadi sarang burung hantu untuk berkembangbiak, sehingga dapat memperbanyak jumlah burung hantu di alam liar.
“Ada beberapa titik yang sudah terpasang rubuha, semoga semuanya bisa menjadi sarang burung hantu, dan bisa memperbanyak populasi di alam, karena sangat membantu petani untuk atasi serangan tikus saat malam hari,” tuturnya.
Sementara itu, PPL Wilayah Binaan Bangodua Sugianto menjelaskan, saat ini sudah terpasang rubuha sebanyak 9 unit di setiap titik areal persawahan petani di Desa Bangodua.
Menurut Sugianto, pemasangan rubuha yang diharapkan bisa menjadi sarang burung hantu itu adalah jalan alternatif petani untuk mengatasi serangan hama tikus secara terpadu dan lebih aman.
Sekaligus, bisa menjaga kelestarian burung hantu di alam liar yang saat ini sudah jarang ditemui.
“Kita pasang dititik mana saja tapi sebelumnya survei terlebih dulu, dimana sering terlihat burung hantu, kemudian kita pasang,” ujarnya.
Baca Juga:Dengan Manfaatkan Indibiz, Zamzam Pool Dukung Pariwisata Lokal di Kuningan Jawa BaratPegawai PDAM Cirebon Dibekali Hukum dan Etika Pelayanan, Ini Pesan dari Bupati Imron
Sebagai penyuluh pertanian, Sugianto menyebutkan, pihaknya ikut memberikan edukasi kepada masyarakat yang suka berburu saat malam hari agar jangan asal menembak burung, terutama burung hantu karena keberadaanya di alam sangat membantu petani dalam mengendalikan populasi hama tikus.
“Kita edukasi petani juga jangan menggunakan jebakan tikus dengan aliran listrik karena sangat berbahaya, kita rekomendasikan selalu gropyokan tikus, gunakan perangkap, dan kembangkan rubuha,” tandasnya. (oni)