Sementara itu, rombongan Amirulhaj Indonesia yang dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar sudah pulang ke Tanah Air usai memastikan penyelenggaraan ibadah haji 2025 berjalan lancar dan stabil. “Kami tidak akan meninggalkan jamaah jika masih ada potensi masalah. Tapi setelah melihat kondisi di lapangan, alhamdulillah, sistem layanan sudah berjalan baik dan tidak ada persoalan yang bersifat prinsipil. Insya Allah kami akan kembali ke Tanah Air,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Bandara King Abdulaziz Jeddah, Selasa (17/6/2025).
Ia menyampaikan sejumlah pesan penting kepada jamaah, terutama terkait stamina, keselamatan, dan spiritualitas menjelang kepulangan. Ia mengimbau jemaah, khususnya yang tergabung dalam gelombang kedua dan akan bergerak menuju Madinah, agar tidak memaksakan diri melakukan umrah sunnah secara berlebihan.
Menurutnya, suhu ekstrem yang mencapai 52 derajat Celsius bisa berdampak serius pada kesehatan jemaah, terlebih yang berusia lanjut. “Ada jamaah yang umrah sampai 20 bahkan 25 kali. Kami imbau cukup satu atau dua kali saja. Umrah memang berpahala, tapi jangan sampai mengorbankan keselamatan dan kebugaran fisik,” tegasnya, dilansir dari rilis resmi Kementerian Agama.
Baca Juga:Jamaah Haji Indonesia Gelombang II Bergeser ke Madinah Mulai 18 Juni 2025Industri Batu Alam Cirebon Terdampak Penutupan Tambang, Pekerja Bakal Dirumahkan
Menag juga mengingatkan jamaah untuk mengatur tenaga selama di Madinah, apalagi bagi mereka yang berniat menyempurnakan salat arbain (salat berjamaah 40 waktu di Masjid Nabawi). “Jika kelelahan atau kurang sehat, sebaiknya tak memaksakan diri. Ibadah tetap penting, tapi menjaga kesehatan juga bagian dari ikhtiar ibadah,” ujarnya.
Terkait data kesehatan jamaah, Menag menyampaikan bahwa jumlah jamaah wafat hingga saat ini tercatat 210 orang. Angka ini menurun dibandingkan periode yang sama pada musim haji 2024 yang mencapai 221 orang. Penurunan ini, kata Menag, mencerminkan perbaikan sistem perlindungan jamaah dan koordinasi layanan kesehatan.
Di akhir pesannya, Menag mengajak jamaah untuk menjadikan pengalaman berhaji sebagai titik balik kehidupan. Ia menekankan pentingnya merawat kemabruran haji melalui perubahan perilaku yang lebih baik setelah kembali ke Tanah Air.
“Terakhir ingin saya sampaikan, mari kita merawat kemabruran haji. Mari perbaiki karakter kita. Sekembalinya kita di Tanah air apakah berubah atau tidak karakternya itu ditentukan oleh kita semua,” pungkasnya. (han)