RADARCIREBON.ID-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap maraknya investasi dan pinjaman ilegal yang menyasar warga.
Literasi keuangan yang rendah membuat masyarakat mudah terjebak dalam praktik keuangan bodong.
Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Cirebon, Dadang Priyono, Rabu (25/6).
Baca Juga:Tiga Mahasiswa IPB Cirebon Torehkan PrestasiPemcam Sukagumiwang Indramayu Segera Gelar Razia Pelajar yang Keluyuran Malam Hari
Lebih lanjut, dijelaskan Dadang, Kabupaten Cirebon memiliki potensi besar sehingga kerap menjadi sasaran empuk pelaku investasi dan pinjaman ilegal.
“Dari pengalaman sebelumnya, banyak warga yang menjadi korban investasi ilegal, baik yang berkedok koperasi maupun bentuk lainnya,” ujar Dadang kepada Radar Cirebon.
Menurut Dadang, pinjaman ilegal kini semakin merajalela. Banyak yang menawarkan proses pencairan cepat tanpa memperhatikan legalitas lembaga pemberi pinjaman.
“Seringkali masyarakat tidak tahu apakah pinjaman tersebut terdaftar di OJK atau tidak. Kalau ilegal, tentu akan sangat merugikan,” tegasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Cirebon bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Salah satunya melalui pemanfaatan aplikasi Takon (Tanya dan Konsultasi) milik OJK.
“Kami mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih produk keuangan. Aplikasi Takon bisa digunakan untuk menanyakan legalitas suatu investasi atau pinjaman,” jelas Dadang.
Pemkab juga melibatkan para camat untuk ikut serta menyosialisasikan literasi keuangan ke masyarakat di wilayahnya masing-masing.
Baca Juga:Janjikan Bangun Tanggul Laut, Wakil Bupati Indramayu Tinjau Langsung Dampak Banjir Rob di Eretan WetanRonianto Unggul Telak atas Petahana di Pemilihan Ketua PGRI Kabupaten Cirebon
“Kami minta camat menjadi garda terdepan dalam edukasi ini. Kedepan, kami juga akan turun langsung ke kecamatan-kecamatan untuk sosialisasi,” tambahnya.
Dadang menegaskan, masyarakat harus dijauhkan dari jebakan investasi dan pinjaman ilegal. “Kuncinya adalah literasi keuangan. Kami ingin masyarakat tidak mudah tertipu dan bisa mengambil keputusan keuangan dengan bijak,” pungkasnya. (den)