Kedua, selamat atas kemenangan Iran tercinta kami atas rezim Amerika. Rezim Amerika ikut peperangan langsung – karena mereka merasa jika tidak turut campur tangan, rezim Zionis akan sepenuhnya musnah.
Mereka memasuki perang untuk menyelamatkannya. Namun, mereka tidak mendapatkan apa pun dari perang ini.
Mereka menyerang fasilitas nuklir kami — yang, tentu saja, sudah dilindungi hukum independen di pengadilan internasional — tetapi mereka gagal mencapai sesuatu yang signifikan.
Baca Juga:Tutup Selat Hormuz, Picu Perang Dunia ke-3, Indonesia Sangat Terganggu Amerika Serikat Terkecoh, Misi Gagal, Uranium Iran Sudah Dipindah Sebelum Diserang
Presiden AS berlebihan dalam menggambarkan apa yang terjadi. Memang dia membutuhkan ungkapan yang berlebihan. Siapa pun yang mendengarkan kata-kata itu, dipahami di bawah permukaan, terdapat kebenaran lain.
Mereka tidak bisa mencapai apa pun. Mereka gagal mencapai tujuan. Mereka melebih-lebihkan dan menekan kebenaran.
Di sini, juga, Republik Islam muncul sebagai pemenang. Yang merupakan tamparan keras terhadap wajah Amerika.
Kami menyerang salah satu pangkalan paling penting Amerika di wilayah ini, Al-Udem, yang rusak parah. Mereka telah berlebihan dalam insiden sebelumnya. Meremehkan insiden ini, mengklaim tidak terjadi penyerangan balik.
Namun kenyataannya, sesuatu yang besar telah terjadi. Fakta bahwa Republik Islam dapat mengakses dan menyerang pusat-pusat utama Amerika di wilayah itu. Walau oleh mereka, menganggap peristiwa kecil. Padahal susungguhnya sangat signifikan.
Di masa depan, hal ini bisa diulangi. Jika ada agresi yang terjadi, biayanya bagi musuh — bagi agresor — tidak diragukan lagi tingginya.
Ketiga, selamat atas persatuan dan solidaritas bangsa Iran yang luar biasa. Puji Tuhan, sekitar 90 juta warga berdiri bersama sebagai satu dan bahu membahu.
Baca Juga:Israel Salah Perhitungan, Tak Bisa Deteksi Persenjataan Iran, Politik Global pun BergeserInilah 9 Hewan yang Sudah Punah, Harimau Bali Termasuk Salah Satunya
Juga, tanpa adanya perbedaan dalam upa mencapai tujuan. Mereka berdiri teguh, berseru, berbicara, dan mendukung tindakan angkatan bersenjata – dan ini akan terus berlanjut.
Bangsa Iran telah menunjukkan dirinya, karakternya yang luar biasa. Itu menunjukkan bahwa ketika perlu, bangsa ini akan satu suara, dan memuji Tuhan.
Poin mendasar yang ingin saya tekan adalah ini: Presiden AS, dalam salah satu pernyataannya, berkata, “Iran harus menyerah. “
Menyerah. Ini bukan lagi tentang pengayaan, juga bukan tentang industri nuklir. Itu tentang penyerahan Iran. Tentu saja, kata-kata seperti itu terlalu besar untuk mulut presiden AS.