Bayangkan saja, satelit-satelit bersenjata mengelilingi orbit bumi. Contoh sederhana rudal balistik lintas benua (ICBM) punya jalur yang mudah diprediksi. Biasanya naik ke luar angkasa lalu kembali ke bumi menuju target. Masih bisa dicegat dari darat.
Tapi rudal hipersonik Boosted Glide milik China? Masuk ulang atmosfer dengan 5 kali kecepatan suara, bisa bermanuver, dan sangat sulit dilacak.
China membikin terobosan baru. Mereka menggabungkan dua teknologi canggih, FOBS atau Fractional Orbital Bombardemen System dan Hypersonic Glide Vehicle (HGV)
Baca Juga:Muharram jadi Bulan Berkabung bagi Iran, Ada Tazieh hingga Nakhl Gardani, Peringati Tragedi KarbalaAyatollah Khomeini: Trump Mulut Besar dan Biasa Berbohong
FOBS merupakan rudal masuk orbit bumi, lalu menukik ke target, menghindari radar biasa. Sementara HGV adalah rudal yang meluncur di udara sambil bermanuver tak terduga dengan kecepatan ekstrem, 5 kali kecepatan suara.
Amerika dulu menganggap mustahil menggabungkan dua teknologi ini. Tapi, China berhasil.
Sebagai penjelasan teknis yang simpel, FOBS merupakan sistem rudal buatan Soviet. Diluncurkan ke orbit bumi sebagian, bukan langsung ke target seperti rudal balistik biasa.
Setelah masuk orbit, kepala rudal dilepaskan.Kemudian menukik kembali ke atmosfer dan menyerang target dari arah tak terduga. Juga bisa menghindari radar pertahanan yang memantau jalur rudal konvensional.
Sedangkan HGV merupakan senjata canggih yang diluncurkan dengan rudal balistik ke luar angkasa.Kemudian meluncur kembali ke atmosfer dengan kecepatan super, 5 kali kecepatan suara atau lebih.
Senjata ini sambil bermanuver tak terduga. Bisa menyerang target dari arah yang tidak disangka. Juga sulit dilacak radar atau dihancurkan.
Gabungan ini yang membikin rudal Tiongkok menjadi mimpi buruk AS. Dari situ, lahirlah ide “Golden Dome” (Kubah Emas). Yang merupakan stelit canggih dengan sensor yang bisa mendeteksi rudal sejak diluncurkan. Satelit bersenjata untuk menembak rudal langsung di luar angkasa.
Baca Juga:Tutup Selat Hormuz, Picu Perang Dunia ke-3, Indonesia Sangat Terganggu Amerika Serikat Terkecoh, Misi Gagal, Uranium Iran Sudah Dipindah Sebelum Diserang
Dibantu sistem AI dan pertahanan tambahan di darat. Tujuannya untuk mencegat rudal sebelum masuk wilayah AS, bahkan saat masih di luar atmosfer. Ini mirip konsep Star Wars di zaman modern.
Menurut jurnalis AlJazeera, teknologi ini sangat sulit dan mahal. Sementara menurut American Physical Society, teknologi ini membutuhkan 400 satelit bersenjata hanya untuk mencegat 1 rudal Korea Utara.