Muharram jadi Bulan Berkabung bagi Iran, Ada Tazieh hingga Nakhl Gardani, Peringati Tragedi Karbala

muharam di iran
Suasana Bulan Muharam di Kota Teheran, Iran. Foto: Tehran Times - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Selama Muharram di Iran, banyak peristiwa budaya dan keagamaan yang sangat penting. Bulan tersebut merupakan waktu ketika umat Syiah menhornati Imam Husain, cucu Nabi Muhammad.

Seperti diberitakan Hamari Web, kota-kota di Iran, pada bulan Muharram menggelar banyak prosesi “bulan berkabung”. Dari prosesi Tazieh hingga Nakhl Gardani.

Prosesi Taziyeh atau Ta’zieh di mana masyarakat setempat memerankan kembali peristiwa tragis yang disebut Tragedi Karbala. Mereka mengekspresikan kesedihan dan pengabdian mereka melalui nyanyian duka dan ritual memukul dada.

Baca Juga:Ayatollah Khomeini: Trump Mulut Besar dan Biasa BerbohongTutup Selat Hormuz, Picu Perang Dunia ke-3, Indonesia Sangat Terganggu 

Puncak ritual Muharram di Iran pada hari Ashura. Hari kesepuluh dalam bulan tersebut. Ditandai dengan pertemuan besar-besaran di masjid dan pusat-pusat keagamaan.

Di antara ritual yang paling mencolok adalah Nakhl Gardani. Di mana warga membawa struktur simbolis yang menyerupai peti mati Imam Husain.

Peti itu diiringi nyanyian berirama dan himne khidmat. Dalam rangka mewujudkan warisan abadi kesyahidan dalam Syiah.

Semua pendatang selama Muharram, diundang untuk berpartisipasi dalam ritual-ritual itu. Ritual yang menawarkan wawasan mendalam tentang budaya dan spiritualitas Iran.

Tragedi Karbala, sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam. Merupakan kisah nyata tentang keberanian dan pengorbanan.

Memahami maknanya akan memberikan wawasan tentang praktik keagamaan dan budaya yang kaya di Iran dan bagian lain dunia Muslim.

Kisah ini berkisar pada Imam Husain. Ketika itu menghadapi rintangan yang tak teratasi dalam usahanya mencari keadilan dan kebenaran.

Baca Juga:Amerika Serikat Terkecoh, Misi Gagal, Uranium Iran Sudah Dipindah Sebelum DiserangIsrael Salah Perhitungan, Tak Bisa Deteksi Persenjataan Iran, Politik Global pun Bergeser

Tasu’a, hari kesembilan Muharram, merupakan peristiwa penting bagi umat Syiah, yang terkait dengan peristiwa Karbala. Hari tersebut dikenal sebagai “Malam Asyura”.

Malam itu memiliki makna historis dan religius yang mendalam. Merupakan malam terakhir yang dihabiskan Imam Husain dan para sahabatnya sebelum Pertempuran Karbala.

Tasu’a memiliki makna khusus bagi Abolfazl al-Abbas, saudara tiri Imam Husain. Dia dihormati sebagai simbol kesetiaan dan pengorbanan.

Hari itu juga menandai momen penting. Yakni ketika pasukan Umayyah, yang dipimpin Shemr, menghadapi Imam Husain, yang menjadi awal konfrontasi terakhir pada Asyura.

Asyura merupakan hari peringatan penting dalam Islam, yang dirayakan setiap tahun pada hari kesepuluh Muharram.

0 Komentar