RADARCIREBON.ID- Pemkab Cirebon mengupayakan untuk menertibkan pengemis atau peminta-minta di kompleks Makam Sunan Gunung Jati. Prosesnya tidak mudah. Perlu kesamaan langkah antar stakeholder. Pasalnya, kawasan Makam Sunan Gunung Jati, selama ini pengelolanya bukan Pemkab Cirebon. Ada berbagai pihak. Termasuk keraton di Cirebon.
Gagasan penataan sendiri lahir dari berbagai masukan. Terutama, tamu dari luar daerah. Mereka tidak nyaman ketika ke Makam Sunan Gunung Jati karena maraknya peminta-minta. Sebelumnya sudah ada pertemuan. Sampai akhirnya muncul gagasan membuat Tim Ad-hoc yang terdiri dari berbagai SKPD. Seperti Satpol PP, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan lainnya.
Kabid Pariwisata Disbudpar Kabupaten Cirebon Syafrudin Aryono MSi mengakui lahirnya gagasan pembentukan Tim Ad-hoc setelah ada pertemuan antara Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Hilmy Rivai.
Baca Juga:Mantan Walikota Cirebon Sudah Diklarifikasi BPK Terkait Gedung Setda Rp86 MiliarIni Hasil Pemeriksaan Gedung Setda Kota Cirebon, Perlu Dikosongkan?
Gagasan itu, segera ditindaklanjuti. Hanya saja, sebelum menetapkan, pihaknya akan menggelar Forum Group Discussion (FGD). Rencananya, minggu depan digelar. “Yang kami sudah siapkan ada dua. Pertama satu tim. Kedua lembar kerjasama antara berbagai stakeholder,” kata Ari -sapaan akrab Syafrudin Aryono kepada Radar Cirebon, Senin (30/6/2025).
Ia mencontohkan, yang terlibat di kawasan Maqbaroh Sunan Gunung Jati, salah satunya pihak keraton. “Kami akan buat semacam Memorandum of Understanding (MoU). Yang dibuat oleh Bagian Hukum dan Pemerintahan Setda,” terangnya.
Disinggung terkait susunan Tim Ad-Hoc, Ari mengaku sudah menyiapkan. Akan diumumkan di sela FGD nanti. Rancangan sementara, struktur Tim Ad-Hoc itu diketuai oleh Kabag Pemerintahan Setda. “Ketuanya akan ditunjuk oleh sekda. Rancangannya sih Ketua Tim Ad-Hoc itu Kabag Pemerintahan, sekretarisnya dari Disbudpar,” katanya.
Sementara itu, Kabag Pemerintahan Setda Kabupaten Cirebon Yadi Wikarsa MSi menegaskan pemda mencoba masuk ke area makam Gunung Jati. Itu dilandaskan pada banyaknya pengunjung yang merasa tak nyaman dengan keberadaan peminta-minta. “Pemda mencoba hadir untuk memberikan rasa nyaman. Akan ada edukasi kepada para peminta-minta,” katanya.
Hanya saja, terkait Tim Ad-hoc, Yadi mengatakan perlu diluruskan. “Saya bukan Ketua Tim Ad-hoc. Kalau seperti itu, saya melebihi peran kepala dinas. FGD-nya juga belum digelar. Kita sampai sekarang masih nunggu. Saya ditugaskan hanya untuk mempercepat pembentukan Tim Ad-hoc. Itu bukan berarti, saya sebagai Ketua Tim Ad-hoc,” tandasnya.