Kasus DBD Merebak di Sarabau, Warga Resah Jaminan Kesehatan Mandek

DBD
MONITORING: Pihak Puskesmas Pangkalan, bidan desa, serta pemerintah desa, melakukan monitoring sekaligus mengedukasi keluarga yang anggotanya terkena DBD. FOTO: SAMSUL HUDA/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Wabah demam berdarah dengue (DBD) menghantui warga Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Terhitung sejak Januari hingga Juni 2025, sudah 21 warga terjangkit penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti itu.

Kuwu Desa Sarabau, Akmad Dandon mengungkapkan, lonjakan kasus DBD tak lepas dari faktor perubahan cuaca yang tak menentu. Peralihan musim hujan ke musim kemarau sering memicu genangan air yang menjadi sarang nyamuk.

“Dari Januari sampai Juni ini, sudah ada 21 warga yang terkena DBD. Kami bersama Puskesmas Pangkalan langsung turun ke rumah warga, sekaligus memberi edukasi agar mereka lebih peduli pada kebersihan lingkungan,” ujar Dandon, kemarin (4/7/2025).

Baca Juga:Mantan Karyawan Curi Emas Batangan Senilai Rp400 juta, Berhasil Diungkap KepolisianDidominasi di Sekolah, Kekerasan pada Anak dan Perempuan di Kota Cirebon Masih Tinggi

Untuk memutus rantai penularan, pihak desa berencana melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serentak di setiap RW. “Kami ingin menekan penularan. Jangan sampai kasus ini terulang lagi di kemudian hari,” tegasnya.

Menurutnya, penyebaran DBD di Sarabau terpantau di empat RW. Kasus terbanyak ada di RW 04 dengan 9 orang terjangkit, disusul RW 03 (5 orang), RW 05 Blok Babadan (4 orang) dan RW 01 Blok Weringin (3 orang).

“Kami pemerintah desa terus berupaya secara maksimal agar tidak terjadi kembali kasus DBD dan terus berkoordinasi dengan Puskesmas Pangkalan serta Dinas Kesehatan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pangkalan, Marsiti menjelaskan bahwa virus dengue mudah berkembang di lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya, apalagi di musim pancaroba.

“Kalau musim hujan pasti ada genangan air. Kalau tidak dibersihkan, nyamuk bisa cepat berkembang biak,” terangnya.

Ia juga menekankan bahwa fogging bukan solusi utama. “Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Yang paling efektif tetap PSN dengan gerakan 3M plus, menguras, menutup, mendaur ulang barang bekas, dan menjaga kebersihan lingkungan,” kata Marsiti.

“Kasus yang terjadi di Desa Sarabau pada tahun ini cukup signifikan kenaikan kasusnya, yang mana pada tahun kemarin tidak ada alias zero kasus DBD, tahun sekarang sudah 21 kasus,” katanya.

Baca Juga:Asuransi Astra Garda Oto Gelar Lomba Artikel dan FotoTingkat Literasi Kota Cirebon Tertinggi di Jawa Barat

Di tengah ancaman penyakit DBD, muncul kegelisahan lain. Seorang warga yang enggan disebut namanya menyoroti persoalan jaminan kesehatan masyarakat yang hingga kini tak jelas.

0 Komentar