Kemenag Bakal Gunakan Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah

Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Cirebon, H Jajang Badruzzaman
BERI PENJELASAN: Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Cirebon, H Jajang Badruzzaman mengatakan, KBC merupakan kurikulum inklusif yang memberikan kesempatan peserta didik untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang keberagaman. FOTO: KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Kementerian Agama (Kemenag) tengah bersiap untuk menerapkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di madrasah. KBC diharapkan mulai diterapkan terbatas pada tahun ajaran 2025/2026.

Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon, H Jajang Badruzzaman mengatakan, KBC merupakan kurikulum inklusif yang memberikan kesempatan bagi peserta

didik untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang keberagaman. Proses internalisasi nilai-nilai seperti cinta, toleransi, empati, dan keadilan sosial dapat dilakukan secara sistematis dan terstruktur sejak usia dini.

Baca Juga:Mantan Karyawan Curi Emas Batangan Senilai Rp400 juta, Berhasil Diungkap KepolisianDidominasi di Sekolah, Kekerasan pada Anak dan Perempuan di Kota Cirebon Masih Tinggi

“KBC ini adalah metode pembelajaran yang dari hati. Dulu guru-guru kita mengajar dan mendidik dengan sepenuh hati, tidak menggugurkan kewajiban saja,” kata Jajang.

Jajang mengungkapkan bahwa, melalui pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai cinta dan toleransi kedalam pembelajaran, kurikulum ini menawarkan solusi untuk berbagai konflik sosial, diskriminasi, dan ketidakadilan yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Kurikulum ini, jelas Jajang, hadir untuk mengatasi ketidakpedulian peserta didik terhadap sains dengan menghubungkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan kebermanfaatan bagi sesama.

“Sekarang masih banyak siswa yang kemampuan literasinya masih rendah. Sehingga, melalui kurikulum ini, guru-gurunya bisa mengajar dengan sepenuh hati, ditambah juga dengan metode pembelajaran deep learning yang disertakan dalam kurikulum ini,” jelasnya.

Hingga saat ini, lanjutnya, KBC masih dalam tahap sosialisasi dan baru diterapkan secara terbatas di madrasah-madrasah percontohan, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan Islam.

“Karena ini programnya KSKK, kemungkinan akan diterapkan di seluruh madrasah setelah uji coba itu. Tapi sejatinya ini bukan hal baru, karena sebelumnya juga sudah dilakukan. Hanya saja, ini menjadi penekanan agar guru-guru ini mengajar dan mendidik dengan sepenuh hati,” katanya. (awr)

0 Komentar