RADARCIREBON.ID – Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon mendapat kontrak kerja sama berlimpah dari beberapa kampus bertaraf internasional di Timur Tengah. Menariknya, kuota yang diberikan kepada pesantren ini melebihi kuota yang diperoleh langsung oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli Lc MA menjelaskan, program Bahasa Arab di pesantrennya menjadi salah satu program unggulan yang hasilnya sangat diunggulkan. Hal itu dibuktikan dengan jumlah dan tingkat kelulusan alumni Bina Insan Mulia yang diterima dan berprestasi di kampus-kampus internasional di Timur Tengah.
“Kakak-kakak kalian telah berhasil menaklukkan sejumlah kampus di Timur Tengah. Mereka bukan saja telah berhasil diterima, tetapi juga, mereka berprestasi,” papar Imjaz memotivasi para santri, saat wisuda peserta Program Bahasa Arab Pesantren Bina Insan Mulia 1 dan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2, di Saphire Ballroom, Aston Hotel & Convention Center, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:9Ball Tournament akan Digelar dengan Sistem HandicapSampah Jadi Energi Listrik, Bupati Cirebon:Kita Hanya Menyiapkan Lahan Saja
Imjaz, begitu sapaan akrab Kiai Imam Jazuli, menyampaikan, keberhasilan alumni Pesantren Bina Insan Mulia menaklukkan kampus-kampus di Timur Tengah dan di dalam negeri, tidak lepas dari keberhasilan penerapan metode pembelajaran berbasis program yang diciptakan oleh Kiai Imam Jazuli beberapa tahun lalu.
“Dulu, saya belajar ilmu alat nahwu dan shorof saja lebih dari 8 tahun. Saya tidak ingin pengalaman ini terulang pada santri saya. Mereka harus bisa belajar dengan waktu yang lebih cepat, namun hasilnya lebih hebat,” paparnya.
Kepada peserta Program Bahasa Arab, Imjaz berpesan agar para santri dapat melanjutkan studi ke Timur Tengah di kampus-kampus yang bertaraf internasional. “Tahun ini, meski beasiswa yang ditawarkan ke Bina Insan Mulia berlimpah, tapi yang memilih study ke sana justru berkurang,” jelasnya.
Menurut catatan sekolah, ada 70 lulusan Bina Insan Mulia yang berangkat ke Timur Tengah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 santri melanjutkan ke Tunisia, 20 santri melanjutkan ke Maroko, 5 orang melanjutkan ke Al-Azhar Mesir, dan 4 orang melanjutkan ke Pakistan.
Kiai Imjaz menjelaskan bahwa minat study ke Mesir dari santrinya berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya, justru di saat Pesantren Bina Insan Mulia dipercaya oleh Universitas Al-Azhar untuk menjadi penyelenggara tes seleksi masuk untuk provinsi Banten, DKI, Lampung, Jabar, dan Jateng.