Menteri Agama Minta LP Ma’arif NU Proaktif, Jangan Hanya Jadi Penonton

menteri agama
Menteri Agama Nasaruddin Umar. Foto: kemenag-radar cirebon.
0 Komentar

“Madrasah itu berada di lapis ketiga, setelah sekolah negeri dan sekolah rakyat. Bahkan ada anak-anak yang tidak bisa tertampung di madrasah, itulah yang akan ditampung di sekolah rakyat. Kalau Ma’arif tidak proaktif, bisa-bisa justru ditinggal,” ujar Menag Nasaruddin Umar.

Ia mengajak LP Ma’arif NU untuk segera merumuskan strategi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam dunia pendidikan.

“Saya mohon betul, Ma’arif itu proaktif. Bekerja sama dengan sekolah negeri, Muhammadiyah, ormas-ormas Islam. Kita harus punya satu visi dengan pemerintah,” tegasnya.

Baca Juga:UPDATE! Ini Data Korban Tertimbun Longsor Galian C Argasunya Kota CirebonInnalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun, Ini Jumlah Jamaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci

Menag juga menekankan pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan pendidikan di era kecanggihan teknologi, termasuk dalam menyikapi perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

“Kita harus menyiapkan generasi masa depan yang tidak mengalami kepribadian ganda. Jangan sampai agama dan pemeluknya semakin berjarak karena teknologi,” ujarnya.

Untuk itu, Kementerian Agama telah mulai menyusun konsep kurikulum berbasis ekoteologi yang menekankan harmoni antara manusia, lingkungan, dan Tuhan.

“Kami ingin memperkuat trilogi kerukunan jilid dua: kerukunan antar sesama manusia, kerukunan manusia dengan alam, dan kerukunan manusia dengan Tuhan. Kalau tanpa Tuhan, itu bukan Pancasila,” tegas Menag Nasaruddin Umar.

Di akhir arahannya, Menag mengajak seluruh pihak, termasuk ormas Islam dan pengelola pendidikan, untuk duduk bersama merumuskan arah dan visi pendidikan nasional ke depan.

“Ke depan, kami akan mencoba untuk berkumpul dengan teman-teman pengelola pendidikan dari Kemendikti Saintek, Kemendikdasmen, Kementerian Agama, termasuk Kementerian Sosial dan instansi lainnya, juga ormas-ormas kita. Mari kita rumuskan arah pendidikan kita ke depan itu seperti apa,” ujarnya.

Menag menekankan pentingnya memiliki visi pendidikan yang solid, bukan sekadar fokus pada pembelanjaan dana dan pengelolaan teknis pendidikan.

Baca Juga:Pemulangan Haji, Ternyata Ini 6 Barang yang Dilarang di Koper Bagasi JamaahUpdate! Ini Jadwal Pendaftaran Murid Baru di Kota Cirebon 2025: Mulai TK, SD, hingga SMP

“Jangan sampai kita asyik membelanjakan pendanaan sebesar ini, asyik mengelola masalah teknis pendidikan, tapi visi pendidikan kita ke depan seperti apa, belum benar-benar solid. Bagaimana mengakomodasi kemauan madrasah, ormas-ormas Islam, Muhammadiyah dan NU, agar menjadi satu visi dengan pemerintah,” tegasnya.

0 Komentar