Klarifikasi RSD Gunung Jati Soal Video Viral Pasien Ditelantarkan, Direktur: Tidak Ada Penelantaran

klarifikasi rsd gunung jati
Direktur RSD Gunung Jati, dr Katibi MKM menyampaikan keterangan kepada wartawan. Foto: Dedi Haryadi - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Video viral yang memperlihatkan kondisi memprihatinkan seorang pasien miskin yang diduga ditelantarkan oleh pihak Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Cirebon karena tidak mampu membayar biaya administrasi sebesar Rp14,3 juta, manajemen Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) angkat bicara.

Direktur RSD Gunung Jati dr Katibi MKM kepada wartawan saat menggelar konferensi pers di RSD Gunung Jati, Selasa (15/7/2025) mengklarifikasi terkait viralnya video tersebut.

“Kami tegaskan bahwa tidak ada penelantaran dan pembiaran terhadap kebutuhan pasien tersebut. Karena posisinya sejak Rabu sore pasien berinisial RJ tersebut sudah bukan pasien rawat inap. Tetapi yang bersangkutan betah menunggu di ruang rawat inap tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga:Investasi Perak, Emas Kedua yang Menjanjikan, Begini Untung RuginyaTrik Licik Cuci Uang, Cara Ubah Yang Haram Jadi 'Halal'

Katibi menyebutkan, RSD Gunung Jati telah memberikan pelayan medis sesuai kebutuhan pasien tersebut.

“Kami (RSD GJ) telah memberikan pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan medisnya (pasian RJ) tanpa mempersoalkan pembiayaan. Dalam hal pembiayaan pelayanan kesehatan, RSD Gunung Jati tidak menggunakan metode penahanan pasien, tapi menggunakan cara komunikatif dan partisipatif,” sebutnya.

Menurut dr Katibi, RJ merupakan bukan pasien peserta BPJS.

“Walaupun yang bersangkutan bukan peser BPJS, tapi kami tetap memberikan pelayanan life serving dengan memberikan serum anti bisa (racun) ular yang nilainya (harga) relatif besar semenjak pasien masuk IGD hingga di ruang HCU tanpa kami mempersoalkan biaya, yang terpenting adalah pasien terselamatkan dulu. Jadi total pemberian serum anti bisa ular kepada pasien sebanyak 4 vial, dua vial saat di IGD dan di HCU juga dua vial yang harganya lebih dari Rp2 juta per vialnya,”ujarnya.

Ditanya apakah pihak RSD Gunung Jati akan melaporkan ke Polisi terkait viralnya video tersebut, dr Katibi mengatakan, pihaknya belum ada rencana tersebut.

“Kami belum memikirkan hal itu (lapor) ke Polisi. Kami lebih fokus meningkatkan pelayan,” katanya. (rdh)

0 Komentar