Kepala SMK Pakungwati Yovita Adriani mengatakan awalnya mereka mendapatkan satu murid baru. tapi karena tidak ada temannya, sehingga, calon murid baru itu menarik berkas dan pindah ke sekolah lain.
“Ya mungkin karena gak ada temannya, jadi siswa itu pindah ke SMK lain. Kita tidak apa-apa. SMK swasta lainnya pun sama, tahun sekarang pada mengeluh,” ujar Yovita Andriani, kemarin.
Kata Yovita, menurunnya siswa mendaftar ke SMK swasta karena kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang membolehkan satu rombongan belajar (rombel) bisa diisi 45 sampai 50 siswa.
Baca Juga:SMK Swasta di Cirebon Terpaksa Tutup, KDM Jangan Hadir di Sekolah Negeri SajaPemulangan Jenazah PMI asal Cirebon Dikawal Langsung Wakil Walikota
“Banyak yang sudah daftar kemudian cabut berkas dan mendaftar ke gelombang II di sekolah negeri. Itu yang menjadi kegelisahan SMK swasta,” katanya kepada Radar Cirebon.
Menurutnya, kalau SMK Pakungwati dengan jumlah murid yang sedikit adalah hal yang wajar karna pendidikan khusus. Namun, tahun ke tahun terus berkurang jumlahnya.
Sehingga, memberatkan pihaknya, terutama untuk operasional. “Dengan jumlah yang sedikit, tentu saja operasional tidak menutupi,” terangnya.
Disinggung apakah SMK tersebut akan tutup, Yovita mengatakan penutupan adalah kewenangan pihak yayasan dan ada mekanisme tersendiri.
Yayasan akan melakukan konsultasi ke dinas pendidikan. Nantinya akan dicarikan solusi, apakah tutup atau marger.
“Sekolah yang muridnya kurang 20, selama bertahun-tahun bisa marger atau pengecualian untuk SMK khusus. Nah kita masuk dalam kategori khusus. Kalau marger harus dengan peluang jurusan yang sama,” terangnya.
Ia menyampaikan, sekolah kesenian di Kota Cirebon hanya SMK Pakungwati yang benar-benar melestarikan budaya lokal. Sehingga, harapannya Gubernur KDM memberikan perhatian lebih.
Baca Juga:Sekolah di Cirebon Belum Bisa Terapkan Kebijakan KDM Masuk 06.30Masih Ada Beberapa PKL di Bahu Jalan Kawasan Trusmi, Kasatpol PP: Mohon Kesadarannya
“SMK Pakungwati ini ada padalangan, teater tradisional, seni musik, tari juga, kesenian masyarakat lainnya. Sebetulnya ini menjadi aset,” ujarnya.
Ia juga berharap ada penjaringan anak putus sekolah, agar diarahkan saja ke SMK Pakungwati. Jika mereka sulit untuk belajar matematika, sulit belajar teknik, bisa diarahkan ke SMK Pakungwati.
“Siswa SMK Pakungwati juga kadang diajak untuk pentas dalam acara atau event. Jadi ini aset,” tandasnya. (ade/cep)