Hak Veto di PBB, Justru Penyebab Dunia Tak Pernah Damai

hak veto pbb
Persatuan Bangsa-Bangsa atau PBB, merupakan lembaga perdamaian dunia.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Persatuan Bangsa-Bangsa atau PBB, merupakan lembaga perdamaian dunia. Walaupun ada lembaga tersebut, hingga sekarang ternyata tidak bisa menghentikan peperangan.

Apa penyebabnya? Salah satunya adalah adanya 5 negara yang mempunyai Hak Veto di PBB. Akibat hak tersebut, banyak kemufakatan perdamaian, justru dimentahkan oleh satu atau lebih dari mereka yang mempunyai Hak Veto.

Soal adanya PBB tetapi justru dunia tak pernah damai tersebut, diungkap oleh Ngopidiyyah. Melalui unggahannya di Facebook, akun tersebut mengritik posisi PBB.

Baca Juga:Perang Terbuka Pasangan Kepala Daerah, Belajar dari Kasus Gubernur dan Wagub Bangka BelitungWong Cirebon Pimpin GP Ansor OKI, Putra Abdul Hayyi, Pengasuh Ponpes Gedongan

“Katanya PBB itu lembaga perdamaian kenapa kok masih ada perang,” begitu dia memulai tulisannya dalam “1 Menit Belajar Hukum Internasional”.

Dia pun menjelaskan dengan contoh dengan apa yang disebut Hak Veto? Penggiat media sosial tersebut pun mengilustrasikan soal Hak Veto.

“Bayangin kamu lagi duduk rapat bareng 15 orang teman. Semuanya sepakat untuk bikin keputusan bareng-bareng. Tapi ada 5 orang di antara kalian yang punya kartu sakti,” tulisnya.

Jika mereka angkat tangan dan bilang; “Saya tidak setuju,” maka seluruh keputusan langsung batal. Meski 14 orang lainnya setuju. “Nah, itulah hak veto di PBB,” ungkapnya mengibaratkan.

Secara harfiah, veto berasal dari bahasa Latin. Yang artinya “saya melarang.” Dalam sistem PBB, Hak Veto, dimiliki oleh 5 negara besar. Yakni, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, dan China

Mereka disebut The Big Five. Kelima negara tersebut juga menjadi anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. Kalau salah satu dari mereka tidak setuju terhadap suatu resolusi, maka keputusan itu otomatis gagal.

Ngopidiyyah pun menyebut jika PBB adalah sistem feodal yang dibungkus demokrasi. Mereka mendengungkan slogan Barat soal demokrasi. “Suara rakyat adalah suara Tuhan atau vox populi vox dei,” ungkapnya.

Baca Juga:Investasi Perak, Emas Kedua yang Menjanjikan, Begini Untung RuginyaTrik Licik Cuci Uang, Cara Ubah Yang Haram Jadi 'Halal'

Tapi faktanya, dalam sistem PBB yang katanya untuk seluruh dunia, kekuasaannya justru elitis dan aristokratik. Bukan satu negara, satu suara, tapi lima negara superpower bisa membatalkan suara seluruh dunia.

Pertanyaan logisnya, kalau Barat percaya pada demokrasi, mengapa PBB tidak direformasi supaya lebih adil? Mengapa satu negara bisa membatalkan suara ratusan negara lainnya?

0 Komentar