RADARCIREBON.ID–Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar menyampaikan optimisme dapat menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Kuningan.
Serangkaian program terintegrasi yang strategis telah dirancang Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Yakni berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, penguatan layanan kesehatan dasar, dan pengembangan sektor-sektor produktif.
Dalam keterangan resminya, Bupati Dian mengungkapkan, bahwa berbagai program unggulan telah dirancang dan diperkuat sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem pembinaan dan pembiayaan secara berkelanjutan bagi pelaku UMKM dan petani.
Baca Juga:Polisi Bekuk 4 Tersangka Kasus Narkoba, Satu Tersangka ResidivisBupati Dian dan Mantan Pj Sekda Kompak Panen Perdana Program Budidaya Ikan Pasukan Paus
Di antaranya adalah program Pemberdayaan Sanggar Ekraf dan Usaha Rakyat (Pasar Raya), Digitalisasi Pasar Desa, Jaringan Irigasi Walatra Cai Tani Mukti (Jawara Tani), serta penataan Alun-alun Desa melalui Program Nata Daya yang dikembangkan sebagai pusat ekonomi sekaligus daya tarik wisata berbasis potensi lokal.
“Seluruh program tersebut dirancang tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi berkesinambungan dan terhubung langsung dengan strategi penanggulangan kemiskinan dalam RPJMD 2025–2029. Fokus utamanya adalah masyarakat miskin dan rentan, khususnya UMKM kecil dan petani desa,” ujarnya, Jumat (25/7).
Bupati juga menegaskan bahwa untuk memastikan efektivitas program, penetapan sasaran dilakukan berdasarkan data kemiskinan yang valid, agar setiap intervensi tidak bersifat sporadis melainkan memberi dampak nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat secara terukur.
Terkait kebijakan anggaran, dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2025, Pemerintah Kabupaten Kuningan akan lebih memfokuskan alokasi anggaran pada sektor-sektor strategis. Bupati Dian menargetkan angka kemiskinan turun ke kisaran 10,42%–11,5%, sedangkan tingkat pengangguran terbuka diarahkan menurun hingga 7,70%–8,80%.
Tak hanya sektor ekonomi, aspek kesehatan juga menjadi perhatian serius. Penguatan layanan kesehatan ibu dan anak akan dilakukan melalui peningkatan kualitas posyandu, pemenuhan tenaga kesehatan, serta penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang merata.
“Kami ingin memastikan setiap keluarga, terutama ibu dan anak, mendapat akses kesehatan yang layak dan merata,” ungkapnya.
Sementara dalam upaya menekan angka stunting, Pemkab Kuningan mengalokasikan anggaran sebesar Rp279 miliar pada perubahan APBD 2025. Dana tersebut mencakup intervensi gizi, ketersediaan air bersih, sanitasi, hingga program edukasi masyarakat.