Main Blokir Rekening, PPATK Dinilai Ceroboh, Tuduh Rakyat sebagai Pencuri

ppatk blokir rekening
ilustrasi Rekening diblokir karena nganggur 3 bulan - Radar Cirebon
0 Komentar

1. Rekening Pasif bukan Kriminalitas

Banyak warga punya rekening “diam” karena memang tak sering dipakai. Petani menunggu musim panen. Nelayan menunggu laut tenang. Uang mereka bisa diam berbulan-bulan, lalu masuk besar sekali. Itu normal.

2. Transaksi Besar Belum Pasti Kejahatan

Petani bisa tiba-tiba dapat uang banyak karena menjual tanah. Karyawan bisa dapat uang banyak karena dapat warisan. Ustadz kampung bisa tiba-tiba mempunyai tabungan karena jamaah patungan untuk membangun madrasah.

3. Tinggal Isi Formulir, Beres

Saat diwawancarai, dengan mudah perwakilan PPATK, Natsir Kongah, merespons kekhawatiran publik soal pemblokiran rekening. “Ah, gampang kok. Tinggal datang ke bank, isi formulir, selesai.”

Baca Juga:Gelombang Tsunami Rusia Sudah Sampai Jepang, BMKG: Sampai di Indonesia Pukul 14.52 WITAGempa Bumi Rusia, BMKG Prediksi Tsunami sampai ke Indonesia Pukul 14.52 WITA

Tapi benarkah semudah itu? Kalau tinggal di kota besar, mungkin betul. Tapi bagaimana dengan masyarakat desa?

Tak semua warga paham literasi keuangan. Tak semua bisa mengakses bank dengan mudah. Bahkan masih ada desa yang tidak punya ATM, apalagi kantor cabang bank.

Bagi mereka, pernyataan “tinggal isi formulir” justru terdengar seperti ejekan dari balik kursi empuk kekuasaan. Dan yang lebih ganjil, kalau memang prosedur pembukaan blokir semudah itu, lalu apa gunanya diblokir?

Kalau rekening yang dituduh “mencurigakan” bisa diaktifkan kembali hanya dengan mengisi formulir, maka bukankah itu justru celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan sebenarnya?

Jadi siapa yang sebenarnya dirugikan? Sementara penjahat aslinya punya 1000 cara mengakali sistem untuk mengelabui PPATK.

Rakyat biasa dipantau ketat, rekeningnya dibekukan.Sementara para penjahat keuangan justru punya seribu cara untuk lolos, dan lebih parah punya seribu pintu untuk dilindungi.

Mereka tidak takut PPATK. Bukan karena mereka bersembunyi terlalu dalam. Tapi karena mereka tahu di mana celah sistem, dan siapa yang bisa mereka bayar.

Lalu bagaimana cara mereka mengakali PPATK?

1. Gunakan Rekening Atas Nama Orang Lain (Nominee Account)

Baca Juga:Dampak Gempa Kamchatka Rusia, 10 Pesisir di Indonesia Berpotensi Tsunami Mulai Pukul 14.20 WITATarif Impor 19 Persen AS untuk Produk Indonesia, Ibarat Jalan Tol Gratis versus Jalan Biasa Berbayar

Bukan atas nama sendiri, tapi atas nama sopir pribadi, pembantu, atau bahkan orang miskin yang diberi upah ratusan ribu untuk pinjam identitas.

Transaksinya mencurigakan? Ya. Tapi tidak bisa langsung dikaitkan ke pelaku utama. PPATK akan kebingungan mengurai benang kasat ini tanpa kerja lintas intelijen yang dalam.

0 Komentar