UMC Kembangkan Lahan Wakaf Jadi Sentra Edukasi dan Pertanian Terpadu Berbasis Ketahanan Pangan

UMC Kembangkan Lahan Wakaf Jadi Sentra Edukasi dan Pertanian Terpadu Berbasis Ketahanan Pangan
UMC Kembangkan Lahan Wakaf Jadi Sentra Edukasi dan Pertanian Terpadu Berbasis Ketahanan Pangan
0 Komentar

CIREBON – Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) terus memperkuat peran pengabdian masyarakat dengan menyinergikan inovasi, edukasi, dan pemberdayaan dalam program ketahanan pangan.

Melalui hibah bertajuk “Kantor Pimpinan Cabang Muhammadiyah sebagai Pusat Dakwah dan Pusat Edukasi Ketahanan Pangan Cabai bagi Keluarga di Kabupaten Cirebon”, UMC menggandeng Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumber, khususnya Majelis Pemberdayaan Masyarakat, untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan wakaf menjadi kawasan pertanian dan peternakan terintegrasi.

Lahan wakaf tersebut kini dialihfungsikan menjadi kawasan produktif yang mendukung kebutuhan pangan masyarakat sekitar. Pada sektor peternakan, dikembangkan budidaya kambing yang hasilnya ditujukan untuk keperluan kurban. Limbah peternakan, seperti kotoran kambing, kemudian diolah menjadi kompos dan dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman di lahan pertanian.

Baca Juga:Sinergi Mahasiswa UIBBC dan UMKM, Roti Rumahan di Kalibuntu Ini Tembus Omzet Rp42 JutaXL SATU Lite Hadirkan Internet Plug & Play untuk Keluarga Modern Indonesia

Sementara itu, sektor pertanian difokuskan pada budidaya komoditas unggulan seperti cabai, terong, dan tomat. Ketiga jenis tanaman ini dipilih berdasarkan kebutuhan gizi keluarga dan potensi pasar lokal yang cukup tinggi.

Ketua tim pengusul program, Dina Kholis Aziza, M.I.Kom., dosen Program Studi Hubungan Masyarakat, menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan wakaf memiliki nilai strategis dalam mendukung kemandirian pangan keluarga.

“Di tengah tantangan ketahanan pangan saat ini, pengelolaan lahan pekarangan dan lahan wakaf menjadi solusi nyata. Kami ingin keluarga-keluarga di Cirebon tidak hanya terpenuhi kebutuhan sayurannya, tetapi juga memperoleh pengetahuan untuk memanfaatkan potensi lingkungan sekitar,” ujar Dina.

Tak hanya terbatas pada pertanian dan peternakan, kolaborasi dosen lintas program studi di UMC — mulai dari D3 Hubungan Masyarakat, Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Teknik Industri, hingga Peternakan — turut melahirkan sejumlah inovasi. Salah satunya adalah alat pencacah rumput untuk memudahkan pemberian pakan kambing.

Selain itu, limbah botol galon air mineral juga dimanfaatkan sebagai media tanam cabai, sebuah inovasi dari Johan, M.T., dosen Teknik Industri, yang menekankan pentingnya pengelolaan limbah plastik secara produktif.

Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PCM Sumber, Jajuli, menyambut baik kerja sama ini. Ia menilai program tersebut sejalan dengan visi pemberdayaan Muhammadiyah.

“Program ini tidak hanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tapi juga mencerminkan semangat dakwah melalui aksi nyata. Kami berharap kegiatan ini bisa direplikasi di tempat lain dan menjadi gerakan berkelanjutan,” katanya.

0 Komentar