RADARCIREBON.ID – Pendingin ruangan atau AC yang dijanjikan tak kunjung datang. Terpaksa, kelas yang penuh sesak itu hanya dibantu oleh semburan kipas angin.
Itulah pengalaman belajar dari salah satu kelas di SMA Negeri 9 Kota Cirebon. Kelas X yang dulunya hanya 36 siswa, kini ada 48 siswa, dari 50 siswa yang direncanakan.
Penggunaan kipas angin di kelas itu, katanya hanya sementara, menunggu AC datang. Pihak Dinas Pendidikan Jawa Barat sudah mendata kebutuhan AC. Tapi kapan dipasang, hingga kini belum ada kejelasan.
Baca Juga:Gempa Kamchatka Rusia Tak Ada Apa-apanya, Zona Megathrust Indonesia Lebih DahsyatGelombang Tsunami Rusia Sudah Sampai Jepang, BMKG: Sampai di Indonesia Pukul 14.52 WITA
Sofian, Wakasek Kurikulum SMAN 9 Cirebon, mengakui ada kendala suhu ruangan pembelajaran dengan jumlah siswa yang lebih banyak. “Apalagi belajar di siang hari, panas sekali,” ungkapnya.
Tapi, katanya, pihak Dinas Pendidikan Jawa Barat, sudah melakukan pendataan di SMAN 9 Cirebon, untuk pengadaan AC. “Untuk kenyamanan siswa saat belajar,” terangnya kepada Radar Cirebon.
Sofian juga belum bisa memastikan, terkait jumlah AC yang dipasang. Namun idealnya 2 unit di setiap ruangan.
Jika AC sudah datang, pihaknya akan memprioritaskan ruangan siswa kelas X atau siswa baru. Di kelas itu jumlah siswa di setiap rombel yang lebih banyak.
“Harapannya kendala yang dihadapi terutama masalah cuaca, bisa teratasi dan anak-anak nyaman dalam proses pembelajaran,” tuturnya.
Pantauan Radar Cirebon di 3 ruang kelas siswa kelas X, setiap ruangan difasilitasi 2 kipas angin. Pun, di kelas-kelas lain. Karena jumlah siswa lebih banyak, otomatis ruang kelas lebih sempit.
Tentu jika dibandingkan dengan kelas XI atau XII sekolah dengan 10 rombongan belajar di setiap tingkatannya itu.
Baca Juga:Gempa Bumi Rusia, BMKG Prediksi Tsunami sampai ke Indonesia Pukul 14.52 WITADampak Gempa Kamchatka Rusia, 10 Pesisir di Indonesia Berpotensi Tsunami Mulai Pukul 14.20 WITA
Siapa yang menjanjikan AC dipasang di kelas di seluruh SMA/SMK negeri di Jawa Barat? Yang menjanjikan adalah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Sosok yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi alias KDM itu menjanjikan hal tersebut agar kelas-kelas di SMA/SMK negeri itu bisa diisi sekitar 50 siswa.
Seperti diketahui, di tahun ajaran ini KDM membuat kebijakan “Rombel 50 Siswa”. Selaku gubernur, dia mengizinkan satu rombongan belajar (rombel) di SMA/SMK negeri menampung hingga 50 siswa.