“Branding Kuningan Organik bisa menjadi nilai jual tersendiri di pasar nasional. Tapi tidak cukup hanya slogan, harus dibarengi dengan sertifikasi, digitalisasi pertanian, dan teknologi,” terangnya.
Pansus meminta pemerintah daerah berani mengadopsi pertanian digital melalui pemanfaatan teknologi seperti irigasi pintar, sensor cuaca, hingga aplikasi pemantau hama dan pasar.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga riset juga dianggap krusial dalam menciptakan varietas unggul dan efisiensi panen.
Optimalisasi Lahan dan Peningkatan PAD
Baca Juga:TMMD ke-125 Kodim 0615/Kuningan: Gen Z Sindang Jawa Dapat Pembekalan NasionalismeEvakuasi Dramatis Ular King Kobra Sepanjang 4,4 Meter di Rumah Warga
Masih banyak lahan tidur milik desa maupun masyarakat yang tidak dimanfaatkan optimal. Pansus mendorong inventarisasi lahan tersebut untuk dikembangkan menjadi lahan produktif berbasis kelompok.
Kerja sama dengan Perhutani untuk pemanfaatan hutan sosial sebagai lahan hortikultura dan peternakan juga menjadi bagian dari strategi penguatan produksi pangan daerah.
Dari sisi fiskal, Kang Yaya menyebut peningkatan PAD dari sektor pertanian dapat dicapai melalui retribusi pasar lelang hasil tani, sewa lahan produktif milik daerah, hingga agrowisata yang dikelola BUMDes atau swasta.
Pansus menyoroti pentingnya regenerasi petani dengan memperkuat program petani milenial dan petani-preneur, serta penguatan balai penyuluhan dan kerja sama dengan SMK dan politeknik pertanian.
“Jika arah pembangunan pertanian tidak segera disesuaikan dengan tantangan zaman, maka kita akan kehilangan momentum dan generasi,” pungkasnya. (ags)