Tradisi Adat Ikonik Masa Kini Versi Sobat Zetizen Radar Cirebon

Shafa Naura Sobat Zetizen Radar Cirebon
Shafa Naura Sobat Zetizen Radar Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Tradisi adat merupakan satu kesatuan yang sangat erat kaitannya dengan suatu daerah.

Umumnya, tradisi ini dirayakan atau dilakukan sesuai dengan kepercayaan masing-masing daerah.

Melestarikan kebudayaan melalui tradisi tersebut sudah menjadi hal yang biasa bagi penduduk suatu wilayah.

Baca Juga:7 Merek Apparel Untuk Timnas Sepak Bola Indonesia 2026, Siapa Saja?Prediksi Persib Bandung vs Semen Padang 9 Agustus 2025, Begini Kata Bojan Hodak

Nah, beberapa waktu belakangan ini ada beberapa tradisi adat yang cukup populer dan ikonik. Kira-kira apa saja ya? (merayu/tia/imaa)

PACU JALUR

Pacu Jalur adalah perlombaan dayung tradisional yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Indonesia.

Lomba ini menggunakan perahu panjang yang disebut jalur, terbuat dari batang kayu besar, biasanya kayu meranti atau kayu kulim, yang dapat memuat hingga 40–60 orang pendayung.

Asal-usul Pacu Jalur bermula dari tradisi masyarakat Kuantan Singingi pada abad ke-17, ketika sungai menjadi jalur utama transportasi.

Dahulu, Pacu Jalur dilakukan untuk menyambut hari-hari besar, seperti perayaan agama Islam, penyambutan tamu kehormatan, atau pesta rakyat.

Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi ajang perlombaan resmi yang rutin diadakan setiap tahun, biasanya bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia di bulan Agustus.

NGABEN

Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah dalam tradisi masyarakat Bali. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk pelepasan roh agar dapat kembali ke alam spiritual dan mencapai kedamaian.

Baca Juga:Soal Pengibaran Bendera One Piece, Kata Presiden Prabowo Tak Masalah, Tapi Kata TB Hasanudin Begini!Berikut Ini 8 Organisasi Sekolah Jenjang SMA Swasta Yang Gugat Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Dalam prosesi ini, jenazah dibakar bersama simbol-simbol suci, diiringi dengan doa dan musik tradisional.

Bagi masyarakat Bali, Ngaben bukan sekadar perpisahan, melainkan juga wujud kasih sayang dan penghormatan terakhir bagi yang telah tiada.

NGARUWAT BUMI

Tradisi adat Ngaruwat Bumi adalah upacara sakral masyarakat Sunda yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi dan rezeki yang diterima, terutama setelah masa panen.

Tradisi ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat agraris yang sangat bergantung pada alam. Istilah “ngaruwat” berarti menyucikan atau membersihkan, sedangkan “bumi” berarti tanah.

Sehingga secara makna, tradisi ini bertujuan untuk mensucikan dan menghormati bumi sebagai sumber kehidupan.

0 Komentar