Program Bangga Kencana Pemerintah Kota Cirebon Jadi Pilar Keluarga Berkualitas

Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida Rosmawati
APRESIASI: Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida Rosmawati menghadiri sosialisasi Program Bangga Kencana yang digelar Sabtu (19/7/2025) di Hotel Grand Tryas. FOTO: ISTIMEWA/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Pemerintah Kota Cirebon terus menunjukkan komitmennya dalam menekan angka stunting sebagai bagian dari upaya membangun sumber daya manusia unggul.

Salah satu langkah strategis yang dijalankan adalah melalui implementasi Program Bangga Kencana, hasil kerja sama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan DPW Perempuan Bangsa Jawa Barat.

Dalam acara sosialisasi Program Bangga Kencana yang digelar Sabtu (19/7/2025) di Hotel Grand Tryas, Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida Rosmawati, menyampaikan apresiasinya atas program tersebut.

Baca Juga:Pemdes Setu Kulon Peringkat 5 Terburuk Nasional dalam Penyerapan Dana Desa, Ini Kata Komisi I DPRD CirebonPerkuat Layanan Sosial Berbasis Data,  Pemkab Cirebon Gelar Bimtek PSKS

Menurutnya, Bangga Kencana tidak hanya menyasar aspek kependudukan, tetapi merupakan gerakan kolektif membangun bangsa melalui penguatan peran keluarga.

“Keluarga adalah tiang pertama arah bangsa. Dari keluarga yang sehat dan sejahtera, lahirlah masa depan penuh harapan,” ujarnya.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah stunting, yakni kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Farida menekankan bahwa stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi menyentuh dimensi kemanusiaan paling dasar.

“Jika satu anak kehilangan masa depannya karena stunting, maka kita sebenarnya sedang kehilangan satu potensi besar bangsa,” tegasnya.

Berdasarkan data e-PPGBM, prevalensi stunting di Kota Cirebon menunjukkan penurunan, dari 12,83% pada 2022 menjadi 11,66% pada 2023.

Namun, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) justru mencatat kenaikan dari 17% ke 19,9% dalam periode yang sama. Disparitas ini, kata Farida, menjadi pengingat bahwa masih ada persoalan struktural yang harus ditangani secara serius.

“Edukasi keluarga, akses terhadap gizi seimbang, air bersih, hingga layanan kesehatan dasar yang inklusif — semua ini masih menjadi pekerjaan rumah kita,” ujarnya.

Baca Juga:Satgas Pangan Polres Cirebon Kota Sidak Pasar PGC Pemkab Tata Kawasan Trusmi Jadi Ikon Wisata Daerah, Begini Kata Ketua DPRD Cirebon

Ia juga menyoroti bahwa banyak keluarga secara ekonomi tergolong mampu, namun kurang memiliki pemahaman tentang pentingnya ASI eksklusif, sanitasi layak, dan pola makan bergizi.

Dalam konteks keluarga, perempuan memegang peran vital. Farida menegaskan bahwa ibu adalah “mata air pertama” pengetahuan dan kehidupan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan harus menjadi bagian dari strategi nasional penurunan stunting.

“Dengan perempuan yang berdaya, keluarga akan kuat. Dan dari keluarga yang kuat, kita bisa membentuk generasi unggul,” ujarnya.

0 Komentar