RADARCIREBON.ID- Gedung Setda Kota Cirebon akan dipasangi alat deteksi gempa. Ini merupakan langkah antisipasi megathrust, meskipun Cirebon tidak termasuk wilayah rawan potensi megathrust. Alat deteksi itu sendiri akan dipasang di lantai paling bawah dari gedung 8 lantai tersebut. Jika terjadi gempa, akan mengeluarkan bunyi seperti sirine.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon Andi Wibowo mengatakan alat deteksi gempa tersebut disiapkan oleh BMKG. Tim BMKG, kata Andi, sudah melakukan survei ke Kota Cirebon. Dari survei itu, Gedung Setda ditetapkan sebagai salah satu titik untuk dipasangi alat deteksi gempa. “Nanti alat ini bisa bunyi ketika ada gempa dengan kekuatan minimal 3 SR (skala richter),” terang Andi, Senin (11/8/2025).
Pernyataan Andi disampaikan kepada Radar Cirebon usai rapat koordinasi dalam rangka menyusun Atlas Siaga Sesar Lembang sebagai dokumen panduan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang.
Baca Juga:Wilayah Timur Cirebon, Tanah Seribu PabrikBanyak Pabrik di Cirebon, Pungli Calon Pekerja Bukan Praktik Baru
Menurut Andi, penyusunan atlas ini bertujuan untuk menyajikan peta risiko, potensi dampak, serta rekomendasi penanganan yang akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah, stakeholder terkait, dan masyarakat.
PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), lanjut Andi, sudah menyampaikan update hasil penelitian terbaru terkait pergeseran dan segmentasi Sesar Lembang. Pemda meliputi provinsi, kabupaten/kota terdampak, akademisi, dan lembaga riset, juga dilibatkan pada penelitian itu untuk verifikasi data lapangan.
Atlas memuat peta tematik. Mulai dari peta jalur sesar, peta kerentanan, peta risiko, narasi penjelasan, dan rekomendasi aksi mitigasi. Pemprov Jabar, masih kata Andi, mengundang BPBD, Bagian Pemerintahan, Bapelitbangda, terkait kesiapsiagaaan Sesar Lembang, khususnya kesiapan kota/kabupaten di Jabar terkiat potensi gempa.
“Ada Atlas Sesar Lembang terkait potensi gempa. Makanya setiap kota/kabupaten perlu ditingkatkan kesiapsiagaan melalui edukasi kepada masyarakat, terkait sistem informasi, termasuk titik potensi gempa Sesar Lembang di Wilayah Cirebon menurut BMKG,” kata Andi.
Data dari BMKG, Cirebon pernah mengalami kejadian gempa bumi tahun 1853. Gempa tersebut cukup tinggi dengan potensi gempa berulang. “Makanya perlu edukasi ke masyarakat. Karena itu juga, tahun ini BMKG akan memasang early warning system atau alat deteksi gempa di Kota Cirebon. Salah satu titiknya di Gedung Setda,” terangnya.