Fakta Baru tentang Skema Bunga Flat KPR, Ada Bahaya ‘Tersembunyi’

Aset perumahan Kota Cirebon
Ilustrasi berita Dari 147 Perumahan, Baru 13 yang Diserahkan Sebagai aset Pemerintah Kota Cirebon. IST
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Ada fakta baru tentang skema bunga kredit kepemilikan rumah atau KPR. Selama ini banyak yang beranggapan jika bunga flat KPR itu skema cicilannya aman dan manusiawi.

Padahal, menurut konsultan keuangan “100 Juta Pertama”, bunga flat KPR itu justru ada risiko tersembunyi. Bahkan jauh lebih berbahaya dari bunga floating.

Mengapa? Dalam postingannya di media sosial X, menjelaskan, kalau masuk masa floating cicilan KPR lebih mahal. Naiknya bisa sampai 5%-8% dari bunga fix. Bisa setinggi itu karena mengikuti suku bunga Bank Indonesia (BI).

Baca Juga:Gempa Kamchatka Rusia Tak Ada Apa-apanya, Zona Megathrust Indonesia Lebih DahsyatGelombang Tsunami Rusia Sudah Sampai Jepang, BMKG: Sampai di Indonesia Pukul 14.52 WITA

Jika dilihat dari pergerakannya, suku bunga dari tahun 2015–2021 ada di kisaran 6,00%–6,50%. Jika per Mei 2025, ada di angka 5.50%, setelah BI menurunkan 25 bps.

Selama ini berpikir, tandas akun tersebut, jika KPR lebih baik memilih skema bunga flat atau minimal campuran. Meskipun, skema flat murni hanya bisa diterapkan untuk KPR rumah subsidi pemerintah.

Banyak yang berpikir, tak masalah skema bunga campuran. Yang penting tidak full floating yang tiap tahun angsurannya awur-awuran.

Masalahnya, banyak yang baru tahu kalau ternyata skema bunga flat pun juga punya resiko. “Inget ya bank ngasih kita bunga flat bukan karena mereka baik loyal aja sama rakyat kayak kita,” ujar akun itu.

Dijelaskannya, bisnis tetap bisnis. Bank memberikan bunga fix karena mereka juga sedang bertaruh dengan suku bunga dan ekonomi ke depan.

Jika suku bunga BI turun, bank untung. Persoalannya jika ada nasabah yang membayar bunga tinggi sudah dikunci sejak di awal.

Tapi kalau suku bunga naik, bank juga harus nombok. Mereka tetap harus membayar ke investor dan deposan yang bunganya mengikuti pasar. Sedangkan pemasukan atau cicilan dari debitur tetap.

Baca Juga:Gempa Bumi Rusia, BMKG Prediksi Tsunami sampai ke Indonesia Pukul 14.52 WITADampak Gempa Kamchatka Rusia, 10 Pesisir di Indonesia Berpotensi Tsunami Mulai Pukul 14.20 WITA

Belum lagi diperparah dengan kredit macet. Data dari Reuters menunjukkan, per Mei 2025 kredit macet naik di level 3,24%, tertinggi dalam 4 tahun terakhir.

Secara rupiah, di Jakarta saja sudah sampai Rp4,07 triliun, tertinggi secara nasional. Ini total di tahun 2024. Total kredit macet KPR nasional mencapai Rp16,65 triliun.

0 Komentar