INDRAMAYU – Koperasi Sri Unggul Sejahtera yang berlokasi di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, menjadi salah satu dari lima lokasi yang dipilih Kementerian Pertanian RI dalam program pilot project modernisasi pertanian berbasis petani muda dan korporasi tahun 2024.
Di Kabupaten Indramayu ada sekitar 10.000 hektare lahan yang masuk dalam program ini, tersebar di lima kecamatan: Bangodua, Tukdana, Widasari, Lelea, dan Cikedung. Masing-masing kecamatan memiliki koperasi pertanian.
“Di Bangodua, program ini dijalankan oleh Koperasi Sri Unggul Sejahtera di Desa Wanasari,” ujar Ketua Koperasi Sri Unggul Sejahtera, H Taryono, Selasa (12/8).
Baca Juga:Ribuan Paket Sembako Pasar Murah Kejari Cirebon Ludes Diserbu WargaKuota Haji Dikorupsi, Kerugian Negara hingga Rp1 Triliun
Kelima koperasi tersebut tergabung dalam satu korporasi koperasi yang dinamakan Koperasi Bintang Kencana Dharma Ayu, yang kini telah aktif menjalankan berbagai usaha, khususnya di sektor pertanian.
Koperasi Sri Unggul Sejahtera sendiri fokus pada penyewaan alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor roda empat, combine harvester (mesin panen), dan transplanter (mesin tanam). Penyewaan tidak hanya ditujukan untuk anggota koperasi, tetapi juga terbuka bagi petani lainnya. Setiap unit alsintan yang disewakan dilengkapi dengan operator yang merupakan anggota koperasi.
“Karena program ini berfokus pada pertanian modern berbasis pemuda dan korporasi, kami memberdayakan pemuda desa yang telah mengikuti pelatihan sebagai petani muda. Kami bentuk Brigade Pangan, satu-satunya di Indonesia, yang dibentuk di Desa Wanasari, bekerja sama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI),” tambah Taryono.
Brigade Pangan menjadi bagian integral dari koperasi yang bertugas membantu petani anggota, mulai dari pengolahan lahan hingga masa panen. Mereka juga membantu mengatasi berbagai permasalahan seperti kelangkaan air, serangan hama dan penyakit, hingga persoalan pemupukan.
Sejak diresmikan pada tahun 2024, Koperasi Sri Unggul Sejahtera telah memiliki 255 anggota yang tergabung dalam tujuh Kelompok Tani di Desa Wanasari. Total lahan yang dikelola mencapai 484 hektare. Dari jumlah tersebut, seluas 50 hektare dikembangkan sebagai lahan pertanian semi organik, yang dikelola langsung oleh Brigade Pangan.
“Alhamdulillah, jumlah anggota terus bertambah. Saat ini, meski usaha utama masih berupa penyewaan alsintan, kami memberikan potongan harga hingga Rp300 ribu bagi anggota. Selain itu, Brigade Pangan turut mengawal seluruh proses pertanian. Kami juga bekerja sama dengan ICMI, Koperasi Warga Jakarta (Kowaja), dan mitra lainnya untuk menyerap hasil panen. Jadi, dari hulu ke hilir sudah kita siapkan,” jelas Taryono.