RADARCIREBON.ID – Sejumlah peristiwa yang terjadi selama bulan Juli 2025 turut memengaruhi laju inflasi di Kota Cirebon.
Mulai dari dimulainya tahun ajaran baru, kondisi cuaca ekstrem, hingga meningkatnya Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel, semuanya memberikan kontribusi terhadap pergerakan inflasi di wilayah ini.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon, Ujang Mauludin SST MSi menjelaskan bahwa pada Juli 2025, Kota Cirebon mencatatkan inflasi month to month (mtm) sebesar 0,53%, inflasi year on year (yoy) sebesar 2,53%, dan inflasi year to date (ytd) sebesar 1,97%.
Baca Juga:Lomba “Radekasa” Meriahkan HUT RIDosen IPB Cirebon Ajarkan Data Mining untuk Tingkatkan Kualitas Latihan SSB Garuda
“Beberapa faktor turut memengaruhi inflasi Juli 2025, seperti dimulainya tahun ajaran baru pada 14 Juli 2025 yang menyebabkan peningkatan permintaan perlengkapan sekolah, serta kondisi cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang bulan tersebut,” ujarnya.
Salah satu penyumbang inflasi terbesar adalah beras, yang mulai mengalami kenaikan harga pada awal Juli. Pasokan beras dari wilayah Indramayu, Majalengka, dan Kuningan mengalami kendala akibat gagal panen yang disebabkan oleh curah hujan tidak menentu.
“Banyak petani yang terpaksa menunda masa tanam atau mengalami kegagalan pada fase awal pertumbuhan tanaman, sehingga produksi menurun dan pasokan ke pasar menyempit. Akibatnya, harga beras naik signifikan,” jelas Ujang.
Selama tujuh bulan terakhir di 2025, harga beras cenderung mengalami inflasi. Tercatat, pada Februari 2024, beras mengalami inflasi tertinggi sebesar 6,83% (andil inflasi 0,34%), sedangkan deflasi terdalam terjadi pada Mei 2024 sebesar 6,52% (andil deflasi 0,34%).
Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar secara mtm pada Juli 2025, antara lain: beras, bawang merah, telur ayam ras, sekolah dasar, bensin, perkedel jagung, sekolah menengah pertama, bayam, tomat dan melon.
Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar secara mtm meliputi: jeruk, bawang putih, pakcoy, sawi putih, cabai hijau, ketimun, buncis, labu siam, sawi dan Mi instan keriting.
Secara year on year, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar, yaitu 1,29%, dengan komoditas utama seperti: beras, bawang merah, Sigaret Kretek Mesin (SKM), minyak goreng, tomat dan Sigaret Kretek Tangan (SKT).
Baca Juga:Target PBB Rp70,4 M, Baru Rp37,7 M, Begini Kondisi Cirebon Saat IniKabupaten Cirebon Ingin Kemiskinan Ekstrem Nol Persen di 2026
Selain sektor pangan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Cirebon juga mengalami peningkatan. Pada Juni 2025, TPK secara month to month naik sebesar 0,47%, meskipun secara year on year mengalami penurunan sebesar 6,14%. TPK gabungan antara hotel bintang dan non-bintang tercatat sebesar 42,67%.