Harga Gabah Naik, Petani Cirebon Minta Pemerintah Atasi Hama dan Perbaiki Irigasi

mengatasi irigasi dan hama
TUNGGU PANEN: Tampah tanaman padi mulai menguning di salah satu daerah di Kabupaten Cirebon, kemarin. Petani mendesak pemerintah daerah untuk mengatasi irigasi dan hama agar hasil panen maksimal. FOTO: KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID -Harga gabah di Kabupaten Cirebon yang stabil di atas Rp6.000 per kilogram (kg) membawa angin segar bagi para petani. Namun, optimisme itu dibayangi oleh masalah klasik yang tak kunjung usai, yakni serangan hama tikus dan penyakit tanaman akibat mikroorganisme.

Petani asal Kecamatan Kaliwedi, H Syahruddin mengungkapkan, hama tikus kerap merusak batang padi yang mulai tumbuh hijau, bahkan mengancam harapan panen yang memuaskan.

Pada musim tanam pertama tahun ini, ungkapnya, produksi padi anjlok 40 sampai 60 persen, sehingga banyak petani mengalami kerugian.

Baca Juga:Jalan Ciremai Raya Kota Cirebon Sedang Diukur, Apakah Akan Segera Diperbaiki?Dari Rp6,2 Juta Jadi Rp65 Juta, Walikota Sangkal PBB Bukan Naik 1.000 Persen

“Banyak lahan terserang hama, terutama tikus, virus, dan bakteri. Kerusakan oleh tikus sangat meluas, tapi minim inisiatif untuk mengatasinya,” ujarnya.

Menurut Syahruddin, petani hanya membutuhkan dorongan dari pemerintah desa untuk melakukan aksi bersama seperti gropyokan tikus.

Sayangnya, inisiatif tersebut jarang dilakukan, terutama di wilayah semi-urban yang perlahan mulai meninggalkan tradisi pertanian gotong royong.

Selain masalah hama, kerusakan jaringan irigasi juga menjadi kendala besar. Syahruddin menilai, perbaikan irigasi sangat mendesak, terutama saat musim kemarau, demi memastikan pasokan air bagi lahan pertanian.

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Cirebon, dari total 146.592 meter jaringan irigasi primer, sepanjang 17.275 meter mengalami kerusakan berat. Sementara dari 25.022 meter irigasi sekunder, 2.058 meter di antaranya rusak.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Cirebon, R Tommy Hendrawan menjelaskan, perbaikan akan dilakukan secara bertahap.

Pada 2026, akan diperbaiki 7,4 kilometer dengan anggaran Rp10 miliar, disusul 12 kilometer pada 2027 dengan anggaran Rp14,48 miliar. Hingga 2029, alokasi dana per tahun mencapai Rp14,8 miliar. (awr)

0 Komentar