Inilah Mata Uang Paling Kuno di Indonesia, Dicetak di Jawa Tengah, Berbentuk Emas dan Perak

koin gobog wayang
Di zaman Kerajaan Hindu Budha, sekitar tahun 850 - 1300 Masehi, mata uang dicetak pertama kali di Indonesia. Salah satunya Gobog Wayang.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Di zaman Kerajaan Hindu Budha, sekitar tahun 850 – 1300 Masehi, mata uang dicetak pertama kali di Indonesia. Dicetak di Jawa Tengah, dalam dua bentuk, emas dan perak.

Hal tersebut seperti diungkapkan Puji Harsono, seorang Numismatis, yang tinggal di Bandung, Jawa Barat. Seperti disampaikan dalam Seminar Nurmismatik: Sejarah Mata Uang Indonesia.

Mata uang kuno itu, jelas Puji, dicetak pertama kali pada masa Kerajaan Mataram Syailendra. Kerajaan itu berpusat di Jawa Tengah. Mata uang itu dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi.

Baca Juga:KDM Minta Cari Dokumen Tata Ruang Zaman Kolonial, Sebut yang Sekarang KacauKDM Kena Tipu, Diprank Anak-anak 'Bau Kencur', Ternyata Gegara Ini

“Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak, mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal,” ungkap Puji.

Dijelaskannya, jenis pertama diberi nama Masa (Ma). Beratnya 2.40 gram. Beratnya sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang.

Kedua, namanya Atak. Dengan berat 1.20 gram. Sama dengan setengah Masa, atau 2 Kupang. Sedangkan yang ketiga Kupang (Ku). Bertanya 0.60 gram, sama dengan seperempat Masa atau setengah Atak.

Sebenarnya, tandas dia, masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu setengah Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga (0,119 gram).

Disebutkan, koin emas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak. Koin dengan satuan terbesar (Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja.

Ciri-ciri mata uang itu, lanjut Puji, pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Di belakangnya terdapat incuse. Atau lekukan ke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan.

“Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan Sesame Seed,” tandas dia.

Baca Juga:KDM Puji Lucky Hakim yang Lepas Ular di Sawah, Minta Kembangkan Burung HantuGempa Kamchatka Rusia Tak Ada Apa-apanya, Zona Megathrust Indonesia Lebih Dahsyat

Sedangkan koin perak Masa, jelas dia, mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.

Puji pun menjelaskan soal Kerajaan Syailendra yang meluaskan wilayahnya hingga ke daerah-daerah Jawa Timur. Peabuhan-pelabuhannya seperti Tuban, Gresik, dan Surabaya, banyak didatangi para pedagang dari manca negara.

“Jawa Timur dengan pelabuhan-pelabuhannya merupakan daerah maritim, akhirnya semakin maju. Hal itu bila dibandingkan dengan kerajaan induknya di Jawa Tengah yang merupakan daerah agraris,” ungkap Puji.

0 Komentar