Para pendatang manca negara, lanjut Puji, di antaranya dari bangsa China. Yakni pada zaman Dinasti Tang pada 618-907 Masehi.
Disebutkan, orang-orang Tiongkok mulai berdatangan ke tanah Jawa untuk melakukan perdagangan. Mereka pun membawa dan memperkenalkan mata uangnya yang disebut Cash atau Caixa, Cassie, Pitje. Orang Jawa menyebutnya Kepeng atau Gobok.
“Mata uang ini ciri khasnya terdapat lubang persegi di tengah. Koin-koin asal China ini lambat laun dapat diterima oleh penduduk sebagai alat pembayaran,” begitu Puji menguraikan.
Baca Juga:KDM Minta Cari Dokumen Tata Ruang Zaman Kolonial, Sebut yang Sekarang KacauKDM Kena Tipu, Diprank Anak-anak 'Bau Kencur', Ternyata Gegara Ini
Puji juga mengungkapkan perpindahan Kerajaan Mataram Kuno dari Jateng ke Jatim. Di antaranya dipengaruhi oleh letusan Gunung Merapi.
Disebutkannya, pada 928 Masehi, Gunung Merapi meletus dahsyat. Bencana itu mengakibatkan rusaknya hampir seluruh sendi-sendi perekonomian kerajaan.
“Karena alasan itu, di samping semakin majunya daerah Jawa Timur, maka pada 929 diputuskan untuk memindahkan ibukota kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur,” jelas dia.
Nantinya Raja Mpu Sendok, sambung dia, membagi wilayah Jawa Timur menjadi dua. Hal itu untuk dibagikan kepada dua orang anaknya. Kedua wilayah itu adalah Daha dan Jenggala.
Pada zaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak dengan berat standar. Namun demikian sudah mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya.
Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadi bundar. Koin perak mempunyai desain berbentuk cembung, dengan diameter antara 13-14 mm.
Pada waktu itu uang kepeng China datang begitu besar. Karena banyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara “resmi” sebagai alat pembayaran. Uang itu menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.
Baca Juga:KDM Puji Lucky Hakim yang Lepas Ular di Sawah, Minta Kembangkan Burung HantuGempa Kamchatka Rusia Tak Ada Apa-apanya, Zona Megathrust Indonesia Lebih Dahsyat
Adapun alasan-alasan dari penggantian fungsi ini antara lain ukuran koin emas dan perak lokal terlalu kecil, sehingga mudah jatuh atau hilang. Sedangkan uang kepeng China mempunyai lubang di tengah, direnteng dengan tali sebanyak 200 keping, sehingga praktis dibawa ke mana-mana dan tidak mudah hilang. Kemudian, koin emas dan perak lokal adalah mata uang dalam pecahan besar. Sementara itu, koin-koin kepeng berfungsi sebagai uang kecil atau uang receh, yang sangat dibutuhkan dalam perdagangan.