Kelas X SMK Cipto Kota Cirebon: Satu Siswa, Satu Guru, Satu Kelas

smk cipto Cirebon hanya satu siswa
HENING: Suasana ruang kelas X SMK Cipto Kota Cirebon. Setiap hari, hanya ada 1 siswa dan 1 guru di dalam satu kelas. Foto: Ade Gustiana-Radar Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Satu siswa, satu kelas, satu guru. Begitulah potret sehari-hari kelas X SMK Cipto Kota Cirebon. Sekolah tetap berkomitmen menjalankan pembelajaran dengan penuh dedikasi. Semua biaya digratiskan, guru tetap mengajar, dan yayasan bersiap menambah jurusan baru demi masa depan.

Suasana ruang kelas di SMK Cipto Kota Cirebon terasa begitu lengang. Bangku-bangku tersusun rapi, sebagian besar kosong. Hanya ada satu meja yang terisi: ditempati seorang siswi berkerudung, duduk tegak, menatap papan tulis dengan penuh konsentrasi.

Dialah Salwa Dwi Aprilianti (14), warga Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Ia tercatat sebagai satu-satunya siswa baru di SMK Cipto tahun ajaran 2024/2025. Sejak awal tahun pelajaran, sudah satu setengah bulan lamanya ia menjalani rutinitas sekolah sendirian di kelas X Jurusan Farmasi.

Baca Juga:Untuk Gedung Setda Kota Cirebon, Wakil Ketua DPRD Sebut KDM Janji Bantu Rp15 MiliarGaji Guru di Cirebon: Semangkuk Bakso dan Rp180 Ribu Per Bulan

“Tidak apa-apa sendiri, belajar seperti biasa saja. Bedanya tidak ada teman sekelas. Kalau istirahat biasanya mainnya sama kakak kelas,” ujar Salwa saat ditemui Radar Cirebon, Rabu (20/8/2025).

Sifatnya terlihat pendiam, jawabannya singkat, namun dari tatapan matanya terpancar kesungguhan belajar. Belajar dengan hanya satu siswa menjadi pengalaman baru bagi para guru. Dwi, guru Farmasi, mengaku suasana kelas menjadi sangat berbeda.

“Ini pertama kalinya saya mengajar hanya satu siswa. Biasanya kelas terasa ramai, kadang malah gaduh. Sekarang hening sekali, tidak ada suara lain selain percakapan saya dengan Salwa. Tapi sisi positifnya, pembelajaran jauh lebih fokus,” kata Dwi.

Menurutnya, dengan jumlah siswa tunggal, interaksi menjadi lebih intens. “Kalau ada materi yang belum paham, bisa langsung ditanyakan dan saya ulang sampai benar-benar mengerti. Jadi justru lebih efektif,” tambahnya.

SMK Cipto sendiri berada di bawah naungan Yayasan Grage Jaya Abadi. Kepala SMK Cipto, Ari Nurrahmat, mengungkapkan, pihak sekolah berusaha tetap memberikan pelayanan pendidikan terbaik meski dengan kondisi keterbatasan jumlah siswa.

“Tahun ini siswa baru hanya satu orang. Tapi semua fasilitas kami gratiskan. Tidak ada uang gedung, tidak ada SPP bulanan, bahkan seragam sekolah lengkap—batik, olahraga, jas almamater—semua diberikan gratis. Biaya praktikum yang seharusnya Rp150 ribu per bulan juga tidak kami bebankan,” jelas Ari.

0 Komentar