RADARCIREBON.ID – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pernyataan usai rumah miliknya dijarah orang tidak dikenal.
Kejadian pada Minggu dini hari, 31, Agustus 2025 membuat rumahnya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, porak poranda.
Sejumlah barang hilang dijarah. Sementara bagian dalam rumah juga mengalami kerusakan.
Baca Juga:Mulai Besok, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan sebagai Anggota DPR RIRumah Sri Mulyani Dijarah Orang Tak Dikenal, Kini Dijaga Tentara
Pasca kejadian tersebut, Sri Mulyani mengeluarkan pernyataan perdana. Namun dirinya sama sekali tidak menyinggung persoalan penjarahan rumah.
“Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini,” kata dia.
Sri Mulyani mengaku, memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu.
Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur.
“Sebagai pejabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU. Ini bukan ranah atau selera pribadi,” katanya.
Dia melanjutkan, UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan Partisipasi Masyarakat secara terbuka dan transparan.
Apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU – dapat dilakukan Judicial Review (sangat banyak) ke Mahkamah Konstitusi.
Baca Juga:Situasi Terkini! 4 Lokasi Demo di Cirebon Hari Ini, Gedung DPRD Kota Cirebon DirusakDemo di Cirebon Hari Ini, Jl RA Kartini Dihiasi Vandalisme
Bila Pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab.
“Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi,” tandasnya.
Sri Mulyani menyampaikan, tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas dilarang korupsi.
Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom – empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia.
Dia berterima kasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat. Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia.