Sekarang yang terpenting adalah kembali menerapkan dan memaksimalkan kondisi tersebut sepenuhnya,” imbuhnya.
Pemecatannya dilakukan pada 1 September 2025, setelah redundansi hasil, perubahan besar di skuad, serta pandangan negatif terhadap pendekatan taktiknya.
The Guardian menyebut kepergiannya sebagai “rekor terpendek dalam sejarah Bundesliga”. Sementara The Athletic menyoroti konflik internal dan dampak penjualan besar-besaran terhadap stabilitas tim.
Baca Juga:Perda TJSLP Disahkan, Pemkab Cirebon Siap Optimalkan PembangunanBupati Lucky Hakim Keliling Sekolah, Apel Gabungan, Doa Bersama, Ajak Warganya Jaga Kondusivitas Daerah
Sebenarnya ketiga pelatih ini berbeda, tetapi nasib yang menuntun pada pemecatan begitu cepat memperlihatkan satu benang merah, tentang tekanan tinggi dan ekspektasi instan yang kerap menghantam mereka.
Di United, mereka dianggap ‘penebus era tersurut’. Namun, begitu keluar, otoritas itu tampak berubah menjadi beban berat di klub baru.
Tren pemecatan cepat ini juga menguatkan opini media bahwa gelar eks pelatih Manchester United sering membuat klub lebih cepat intoleran terhadap hasil negatif.
Ole dengan semangat kebersamaan, Mourinho dengan segudang trofi, hingga Ten Hag dengan filosofi tajamnya, semuanya gagal bertahan lama saat tekanan memuncak. (net)