RADARCIREBON.ID – Terungkap! Ratusan bahkan ribuan sepeda motor yang parkir di atas trotoar Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, ternyata motor milik siswa-siswi dari tiga Sekolah. Yakni, SMAN 4, SMAN 7, dan SMKN 1 Kota Cirebon.
Ratusan motor di atas trotoar itu, merupakan dampak dari kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang pelajar bawa sepeda motor ke sekolah jika tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Menindaklanjuti hal itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon mendatangi tiga sekolah tersebut, untuk memberikan peringatan kepada pihak sekolah atau guru. Supaya mereka menertibkan siswanya agar tidak memarkirkan motor di atas trotoar ataupun di pinggir Jalan Perjuangan.
Baca Juga:PLN Luncurkan Home Charging Services Versi Terbaru, HCS Ultima Yang Hadir Dengan Lebih EfisienDAM Raih Juara di Kontes Layanan Honda Nasional 2025
Kepala UPT Parkir Dishub Kota Cirebon, Iman mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi menyeluruh kepada SMAN 4, SMAN 7, dan SMKN 1 Kota Cirebon. Karena, pengakuan dari juru parkir, motor tersebut milik siswa di tiga sekolah tersebut.
“Kita temui bidang kesiswaannya, kita sampaikan ke mereka untuk memperjelas dan mempertegas, bahwa siswa tidak boleh memarkirkan kendaraan di trotoar,” papar Iman kepada Radar Cirebon.
Di depan petugas Dishub, salah satu pihak kesiswaan sekolah mengaku, pihaknya sering kali mengingatkan kepada para siswa-siswi untuk tidak memarkirkan kendaraan di trotoar. Bahkan, di sekolah sudah koordinasi dengan pihak pengurus masjid, yang tidak jauh dari sekolah, untuk meminta tempat parkir.
Sayangnya, tempat tersebut sangat terbatas. Sehingga, dari pihak guru harus lebih aktif lagi dalam menyampaikan kepada para siswa soal masalah terebut. Ia berharap, ke depan, siswa yang tidak diperbolehkan menggunakan motor untuk menaati peraturan.
“Mungkin siswa-siswi bisa diantar oleh orang tuanya, mungkin menggunakan fasilitas umum juga bisa,” terang Iman.
Iman menyampaikan bahwa parkir di atas trotoar Jalan Perjuangan adalah ilegal. Pihaknya akan melakukan peringatan agar hati-hati dan jangan menggunakan trotoar untuk melakukan parkir.
Sementara itu, pihak pengelola parkir bernama Diding, awalnya tidak ada inisiatif untuk menjadi juru parkir. Tetapi kemudian, banyak siswa yang parkir di atas trotoar, halaman masjid, dan beberapa lahan kosong lainnya.