Namun, masih saja ada beberapa siswa tidak ada pilihan lain. Yakni, tetap membawa motor dan memarkirkan motornya jauh di luar sekolah. “Mereka juga sebenarnya harus was-was dengan kondisi tersebut. Ini sangat berisiko, ada buat bayar parkir, motor was-was khawatir hilang, dan lainnya. Kita terus peringatkan orang tua dan siswa. Tapi ada satu atau dua siswa yang masih bawa motor parkirnya jauh dari sekolah,” jelasnya.
Aesah menegaskan bahwa pihaknya sudah menyediakan parkir luas untuk para siswa yang membawa motor di sekolah. Tetapi, dengan adanya kebijakan itu, yang parkir pun hanya kelas XII dan XI yang sudah punya SIM. “Kita harus mengikuti aturan,” imbuhnya. (cep)