Duh! Warga Kerandon Hidup di Rumah Tidak Layak Huni

Desa Krandon
TIDAK LAYAK HUNI: Salah seorang warga Desa Krandon, Suryana bersama keluarganya hidup di rumah semi permanen, kemarin.  FOTO: KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Di tengah derasnya protes terhadap besarnya tunjangan perumahan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, salah seorang warga RT 03 RW 02 Blok Siampel Desa Kerandon Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon, Suryana, justru tinggal di sebuah rumah yang jauh dari kata layak.

Bangunan sederhana itu berdiri dengan atap genteng tua yang rapuh, sebagian ditambal seng bekas, dan ditopang tiang kayu seadanya. Dinding rumah pun tampak tak seragam.

Sebagian dari batako, sebagian lagi hanya ditutup seng berkarat dan anyaman bambu. Kondisinya membuat angin dan air hujan mudah masuk ke dalam rumah. Bagian lantai pun tidak sepenuhnya diplester, hanya ditambal keramik dengan ukuran berbeda-beda.

Baca Juga:Hadapi Kemarau Panjang, BPBD Cirebon Bangun Sumur Artesis di 5 Desa Rawan Krisis Air BersihPWNU Jabar Dorong Transformasi Pertanian di Indramayu, Kenalkan Inovasi Panen Empat Kali dari Satu Kali Tanam

Saat memasuki bagian dalam, pemandangan yang terlihat pun memprihatinkan. Pencahayaan minim, perabotan dapur menumpuk di sudut ruangan, sementara dinding dari anyaman bambu dan tembok kasar tampak nyaris roboh.

Ia hanya bisa bertahan dengan kondisi tersebut lantaran penghasilannya tidak mencukupi untuk memperbaiki rumah.

“Sudah beberapa kali katanya mau ada bantuan bedah rumah, bahkan rumah saya difoto-foto tapi tidak ada realisasi. Saya bekerja kadang buruh nyangkul, kadang mikat burung, penghasilan tidak menentu kadang untuk makan saja kurang,” ungkap Suryana.

Sejak anak-anaknya beranjak remaja, Suryana terus berharap bantuan rutilahu dari pemerintah karena rumahnya tidak memiliki sekat.

Kamar mandi dan tembok kamarpun pun hanya ditambal menggunakan seng dilapisi spanduk bekas sehingga membuat anak dan istrinya merasa malu ketika ada yang datang. Namun, harapan itu belum pernah terwujud.

“Saya hanya bekerja sebagai buruh serabutan belum mampu membangun rumah sederhana dengan kondisi yang nyaman dan layak huni,” ujarnya.

Kuwu Desa Kerandon, Warnawan membenarkan kondisi tersebut. Kendati demikian, dirinya mengaku, Pemerintah Desa Kerandon telah melakukan upaya untuk memberikan bantuan kepada Suryana.

Baca Juga:Belajar Pengembangan Pertanian Organik, Gapoktan Fajar Agung Kunjungi Poktan Sri Makmur IIIKolaborasi Disdikbud dan Diskominfo Indramayu Cegah Kekerasan dan Perundungan di Sekolah

“Jadi rumah ini merupakan bantuan juga dari warga yang merasa kasihan dengan Pak Suryana. Pak Suryana ini sebelumnya domisili di Cirebon Girang, namun kemudian kembali ke Desa Kerandon. Untungnya, ada saudaranya yang mau menyiapkan lahan untuk rumah beliau,” ujar Warnawan.

0 Komentar