RADARCIREBON.ID – Ada kabar baik di pekan ini, terutama bagi para pelaku pasar saham. Kabar baik itu datang dari Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.
Sosok pengganti Sri Mulyani itu mengungkapkan, jika ada 6 bank nasional sudah mendapatkan aliran dana dari pemerintah sebesar Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI).
Menurut riilis yang disampaikan IndoPrimer Support melalui surat elektronik menyebutkan, menurut Purbaya, dana sebesar itu diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit.
Baca Juga:Reshufle Kabinet, Prabowo Sedang Bersihkan Orang-orang Jokowi? Istana Bilang BeginiHari ke Sepuluh, BBKSDA Sisir Hutan Lindung Terdekat Gunung Tangkuban Parahu
Purbaya mengungkapkan, 6 bank yang menerima dana tersebut meliputi 4 bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Kemudian ada 2 bank syariah.
Keempat Bank Himbara itu adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Sementara 2 bank syariah, salah satunya adalah PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BRIS). “Ada bank syariahnya kan. Oh ada bank syariahnya. BSI, satu lagi apa ya? Ada dua syariah kalau enggak salah,” kata Purbaya.
Dirinya pun sudah menandatangani kebijakan tersebut pada Kamis, 11 September 2025. Sementara dana tersebut mulai ditransfer pada Jumat 12 September 2025.
Purbaya pun memastikan langkahnya tersebut telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto. Walau tidak merinci skema pembagiannya, Purbaya menegaskan proporsi dana yang diterima setiap bank akan berbeda.
Dia mengingatkan bank-bank penerima dana agar tidak menggunakan dana tersebut untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Bank Indonesia (SRBI). Dana tersebut agar disalurkan sebagai kredit untuk menggerakkan sektor riil.
Menurut Purbaya, ketika memiliki kelebihan likuiditas, bank-bank itu akan terdorong untuk menyalurkan dana tersebut sebagai kredit. Tujuannya agar tidak mengalami kerugian (negative carry).
Baca Juga:Rasio Rata-rata Gaji Rakyat dan Anggota DPR di Indonesia, 1 Banding 27, Tertinggi di Banding Negara LainTeror Macan Tutul di Desa Cimenga, Ternak Milik Warga Sering Jadi Sasaran
Hal ini akan mendorong bank untuk lebih aktif mencari proyek-proyek yang layak. “Dengan cara itu, hampir pasti uang akan nyebar di sistem ekonomi dan ekonomi akan tumbuh lebih cepat. Kredit pasti akan tumbuh lebih cepat dari yang sekarang,” ujarnya.
Seperti diketahui, dana Rp200 triliun yang digelontorkan adalah sekitar separuh dari kas pemerintah. Saat ini dana itu menganggur di BI.