JAKARTA-Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai Rp220 triliun per tahun. Namun, realisasi penghimpunannya saat ini baru sekitar Rp41 triliun.
Hal itu disampaikan Menag saat menghadiri Zakat Wakaf Funwalk yang digelar pada momen Car Free Day di Jakarta, Minggu (21/9).
Kegiatan ini diikuti 1.400 peserta dan menjadi rangkaian keenam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama.
Baca Juga:Jalan Usaha Tani di Cirebon Girang Kini MulusMWCNU Kertasemaya Indramayu Gelar Doa Bersama untuk Kedamaian Bangsa
“Zakat sudah terbukti, Rp41 triliun terkumpul. Itu baru sebagian kecil. Kalau semua umat Islam yang ber-KTP ikut menunaikan zakat, maka seharusnya bisa terkumpul Rp220 triliun setiap tahun,” kata Nasaruddin Umar.
Selain zakat, Menag juga menekankan besarnya potensi wakaf di Indonesia. Menurutnya, di sejumlah negara, pengelolaan wakaf bahkan mampu menghasilkan dana lebih besar dibanding zakat.
“Wakaf seharusnya lebih besar daripada zakat. Di negara lain, penghasilan dari wakaf jauh lebih banyak. Karena itu, penguatan zakat dan wakaf bukan hanya kewajiban keagamaan, melainkan juga strategi pemberdayaan ekonomi umat,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menambahkan bahwa zakat dan wakaf harus terus digelorakan agar penghimpunan dan pendistribusiannya memberikan dampak nyata.
“Seperti yang Pak Menteri sampaikan, zakat harus terus dikampanyekan agar pengumpulannya maksimal dan pendistribusiannya benar-benar dirasakan umat,” tegasnya.
Abu Rokhmad juga menyoroti peran wakaf dalam mendukung dunia pendidikan, khususnya madrasah.
“Kami ingin menjadikan wakaf untuk pendidikan Islam. Dengan begitu, sarana dan prasarana madrasah semakin layak, sehingga anak-anak mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan bermanfaat bagi masa depan Indonesia,” katanya. (rc)