Shelter PKL Sumber Sepi Pengunjung, Pedagang Minta Pemkab Cirebon Turun Tangan

Bupati Cirebon Drs H Imron MAg
AUDIENSI: Bupati Cirebon Drs H Imron MAg bersama pejabat SKPD menerima aspirasi dari Paguyuban PKL Sumber terkait kondisi shalter PKL yang sepi pembeli di Ruang Rapat Bupati, Senin (22/9). FOTO : SAMSUL HUDA/RADAR CIREBON 
0 Komentar

RADARCIREBON.ID -Nasib bangunan shelter pedagang kaki lima (PKL) di samping Terminal Sumber makin memprihatinkan. Ditinggal para penghuninya.

Mereka memilih keluar dari tempat yang disediakan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Cirebon.

Alasannya, sepi pembeli. Dari 35 shelter PKL yang disediakan hanya segelintir masih bertahan.

Baca Juga:Gandeng Istri Walikota Cirebon, Jadikan Kejaksan Tujuan EduwisataSeminar Pengembangan SDM Berbasis Potensi Daerah di Untag 1945 Cirebon 

Kemarin, mereka mengadu ke bupati Cirebon. Pertemuan itu dikemas melalui audiensi yang dihadiri, Disdagin, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Bappelitbangda dan Bagian Hukum Setda.

Perwakilan Paguyuban PKL Sumber, Syarifuddin menyampaikan, kedatangan pedagang bukan untuk memprotes, melainkan berdiskusi mencari solusi agar kawasan tersebut kembali hidup.

“Kami datang bukan untuk menuntut, tapi ingin ngobrol santai dan menyampaikan kondisi di lapangan. Intinya, kami ingin shelter ini ramai pengunjung,” ungkap Syarifuddin, usai audiensi kepada Radar Cirebon.

Menurutnya, keberadaan shelter PKL yang menyajikan makanan siap saji belum dikenal luas masyarakat. Minimnya identitas visual dan promosi membuat banyak orang salah mengira lokasi itu hanya area parkir.

“Orang lebih tahunya itu tempat parkir, bukan pusat kuliner. Makanya kami usulkan supaya ada papan nama atau identitas yang jelas. Branding itu penting,” tegasnya.

Saat ini, hanya sekitar 10 pedagang yang masih aktif berjualan dari total 20-25 pedagang yang pernah mencoba peruntungan. Sisanya memilih mundur karena terus merugi.

Sementara itu, Kabid Sarana dan Pelaku Distribusi Disperdagin Kabupaten Cirebon, Ardiles Alfa Jatiwantoro, membenarkan kondisi tersebut. Ia menyebut para pedagang yang masih bertahan adalah mereka yang benar-benar berjuang keras untuk tetap eksis.

Baca Juga:Warga Kerandon Talun Gotong Royong Perbaiki Rutilahu lewat Program Baznas CirebonWorld Cleanup Day 2025, Pemkab Cirebon dan Ribuan Warga Bersihkan Sungai Ciberes 

“Banyak yang sudah coba, tapi mundur karena sepi dan rugi. Yang bertahan ini benar-benar tangguh, karena sebagian besar sudah kehabisan modal tapi tetap semangat bangkit lagi,” paparnya.

Ia mengungkapkan, ada beberapa hambatan yang dihadapi di lapangan. Di antaranya adalah belum adanya fasilitas pendukung seperti paving block, panggung hiburan, hingga promosi yang masih minim.

Selain itu, sebagian lahan di sekitar shelter juga belum digarap optimal dan masih dipenuhi pepohonan.

Untuk menjawab persoalan itu, Disperdagin telah menyusun rencana pengembangan berbasis Desain Engineering Detail (DED). Dalam desain tersebut, akan dibangun hanggar besar yang menaungi shelter-shelter kecil yang sudah ada. Area tengah hanggar dirancang sebagai ruang pertunjukan atau tempat bersantai.

0 Komentar