Akun itu pun memastikan, kenaikan harga ayam tersebut bukan hanya karena program MBG. Salah satu pemicu lainnya karena harga pakan ayam yang terlebih dulu naik. Terutama harga jagung yang menjadi bahan baku utama pakan ayam.
Memang, pemerintah mengklaim jika harga ayam sekarang ini lagi bagus-bagusnya. Dari data mereka, rata-rata harga nasional daging ayam ras di pasar modern atau tradisional berkisar Rp38.050-Rp39.000 per kg.
Terlepas dari penyebab harga ayam bisa naik, akun itu justru merasa khawatir. Sebab, kenaikan bahan pokok ini efeknya bisa kemana-mana. Paling terasa ibu-ibu rumah tangga dan para pelaku UMKM, seperti penjual warung nasi.
Baca Juga:Saat Jusuf Hamka Terpesona Waduk Jatigede, Sebut seperti Pemandangan di SwissIni Dia Penampakan Sesar Baribis Kendeng di Tol Cisumdawu
Bahkan, untuk menyiasati kenaikan harga tersebut, para penjual warung nasi terpaksa harus motong ayam jadi lebih kecil.
Solusinya bagaimana? Menurut akun itu, pemerintah harus menjaga ketersediaan stok daging ayam. Pastikan daging ayam untuk konsumen aman. Jangan sampai ketika daya beli masyarakat sedang turun ini, justru menjadi korban.
Walau sebenarnya pemerintah menjamin jika stoknya aman. Malah ada surplus 300 ribu ton untuk menjaga keseimbangan pasar.
Untuk warga masyarakat, akun itu menyarankan untuk menerapkan food preparation. Konsep ini intinya menyiapkan makanan untuk beberapa hari.
Konsep food preparation mengapa lebih efektif? Dari hasil penelitian bisa dilihat lebih hemat dan tidak impulsif baying. Terutama jika sudah mencadangkan jumlah makanan dalam periode tertentu. Biasanya mingguan.