Program Makan Bergizi (MBG) di SMAN 7 Cirebon telah berjalan lebih dari sebulan. Sejak pertama kali didistribusikan pada 25 Agustus 2025, program yang menyasar 1.335 peserta didik ini terus bergulir tanpa hambatan berarti.
Setiap hari, pemandangan serupa selalu tampak di ruang piket sekolah. Nampan-nampan makanan tiba dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam kondisi tertutup rapat.
Guru piket, perwakilan siswa, dan pengantar MBG langsung memeriksa jumlah dan kualitasnya. Beberapa nampan dibuka di tempat untuk memastikan kesegaran dan kelayakan sajiannya. Inilah prosedur baru yang diterapkan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk risiko keracunan massal. Wakasek Humas SMAN 7 Cirebon, M Nazarudin Akbar -akrab disapa Marsel- menjelaskan bahwa pengetatan ini bagian dari antisipasi. Pihak SPPG kini menerapkan sistem “tester” sebelum MBG diantar ke sekolah. Dengan cara itu, keamanan makanan dipastikan sejak dari dapur. Sekolah pun melakukan pemeriksaan ulang ketika makanan tiba.
Baca Juga:Karang Taruna Mitra Strategis PemerintahKopdes Merah Putih Bukan Program Top-Down
Meski berjalan lancar, masih ada detail kecil yang terus dibenahi. Salah satunya, soal pengembalian nampan. Tidak semua siswa menyerahkan kembali nampan bersamaan sehingga petugas perlu mengatur ritme agar tidak tertukar atau hilang.
Namun Marsel menyebut, masalah itu bukan hambatan serius, lebih ke penyesuaian teknis sehari-hari. Untuk mencegah kejenuhan menu, sekolah memberi informasi sejak pagi kepada siswa tentang hidangan yang akan disajikan. Bahkan menu untuk satu minggu penuh dikirimkan SPPG ke sekolah, sehingga anak-anak bisa menyiapkan pelengkap atau variasi sesuai selera mereka.
Foto menu setiap pagi juga dibagikan secara terbuka. Marsel menambahkan, MBG seharusnya tidak boleh pedas. Alasannya jelas, risiko kesehatan. Namun banyak siswa yang gemar rasa pedas akhirnya membawa sambal atau saus sendiri. Sekolah mengingatkan bahwa tambahan dari luar ini bisa memicu masalah kesehatan yang tidak berkaitan dengan MBG.
Program MBG di SMAN 7 Cirebon, imbuh Marsel, tak hanya soal makanan bergizi gratis. Lebih jauh, program ini membentuk kebiasaan sehat. Guru-guru memberikan arahan agar siswa belajar mengatur pola makan dan memahami pentingnya gizi seimbang. Marsel menegaskan pihak sekolah dan penyedia pangan sudah merencanakan sistem sedemikian rupa agar program ini terus berjalan tanpa insiden. “Kalau bicara kuantitas, 1.335 porsi itu bukan angka kecil. Maka kita jaga bersama-sama,” ujarnya kepada Radar Cirebon, Senin (29/9/2025).