RADARCIREBON.ID – Sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat nasional, SMPN 7 Cirebon terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari institusi pendidikan, Pemerintah Kota Cirebon, hingga NGO yang peduli terhadap lingkungan.
Pada Selasa (30/9/2025), SMPN 7 menggelar kegiatan penanaman pohon mangrove di kawasan Kesunean, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk.
Kegiatan ini melibatkan 440 siswa dari berbagai sekolah, di antaranya SMPN 7, SMPN 13, SMPN 15, SD Tirta Winaya 1, serta TK/PAUD Anak Sholeh. Para siswa turut didampingi guru dan kepala sekolah masing-masing.
Baca Juga:Polresta Cirebon Musnahkan Ribuan Botol Miras dan Knalpot BrongMahasiswi IPB Cirebon Sabet Juara 2 Lomba Fotografi dalam Rangkain Milad ke-25 UMC
Kepala SMPN 7 Cirebon, Drs Euis Sulastri MPd, menyampaikan bahwa penanaman mangrove ini merupakan komitmen sekolah dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri, SMPN 7 harus menjadi percontohan. Karena itu, kami menggandeng berbagai sekolah dan pihak terkait untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan melalui penanaman mangrove,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga melibatkan Kelurahan, Dinas Lingkungan Hidup, serta BPBD Kota Cirebon.
Kepala SDN Tirta Winaya 1, Muh Komaruzaman SPd, menyebutkan pihaknya senang dapat turut serta dalam kegiatan ini.
“Kami melibatkan 25 siswa. Ini menjadi pengalaman berharga untuk menanamkan kecintaan terhadap lingkungan sejak dini,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Fifi Alfiadewi, guru TPA Anak Sholeh. Ia menuturkan, penanaman mangrove ini sejalan dengan program sekolah yang rutin melaksanakan gerakan menanam pohon setiap tahun.
“Ini tahun ketiga kami ikut serta. Sebelumnya kami tanam pohon di Sunyaragi, lalu di kaki Gunung Ciremai, dan tahun ini di Kesunean. Kami melibatkan 12 siswa dengan didampingi 3 guru,” jelasnya.
Baca Juga:BKAD Cirebon Terapkan Inovasi Digital OSS SIDA KATON, Laporan Keuangan Daerah Kini Bisa OnlineSK Segera Terbit! Pengurus Baru KONI Cirebon Siap Dilantik, Ini Kata Jigus soal Jadwal Resminya
Sementara itu, Muhammad Zulkifli, Local Consultant dari IESR, menuturkan bahwa pihaknya sebagai NGO fokus pada isu lingkungan, khususnya solusi rendah emisi di Cirebon. Menurutnya, kawasan mangrove di Kesunean memiliki potensi besar namun rentan terhadap alih fungsi lahan.
“Dulu luas hutan mangrove mencapai 7 hektare, sekarang tinggal 3,7 hektare. Kami mendorong agar kawasan ini bisa dikembangkan menjadi ekowisata. Dua tahun lalu bahkan sudah mulai dibangun jembatan sepanjang 15 meter dari rencana 100 meter, dengan dana donasi hingga Rp1 miliar,” jelas Zulkifli.