Sally menegaskan, niatnya sederhana. Mengangkat martabat brand lokal. Menunjukkan UMKM Cirebon bisa berdiri sejajar dengan korporasi besar. Sama seperti halnya Stasiun Blok M BCA atau Istora Mandiri di Jakarta. “Nama asli stasiun tidak kami ubah. Tetap ada. Hanya ditambah BT Batik Trusmi,” jelasnya.
Empat tahun terakhir, kata Sally, sektor wisata Cirebon jalan di tempat. Tak ada lompatan. Tak ada gebrakan. Sally ingin memecah kebekuan itu dengan cara berbeda. Ia berharap naming rights ini menjadi pintu masuk promosi kota. Sekaligus memberi dampak ekonomi bagi ribuan pengrajin batik.
Saat ini, BT Batik Trusmi menampung lebih dari 1.300 karyawan. Ribuan perajin batik juga bergantung pada jaringan produksi mereka. “Batik bukan hanya kain. Satu helai bisa melibatkan lima sampai sepuluh tangan pengrajin. Dampaknya nyata,” ungkapnya.
Baca Juga:Mantan Walikota Cirebon Diperiksa Lagi, Kuasa Hukum: Kalau Ada Aliran Dana seperti Laporan PPATK, Buka Saja!Kejaksaan Kantongi Alat Bukti dari PPATK soal Aliran Dana Gedung Setda Kota Cirebon
Meski begitu, gagasan menempelkan brand lokal ke nama stasiun memang menimbulkan polemik. Sebagian masyarakat khawatir nama asli stasiun tergerus. Sebagian lainnya menilai penamaan fasilitas publik harus mengedepankan unsur lokal dan sejarah, bukan korporasi.
Sally menanggapi keresahan itu dengan tenang. Menurutnya, tidak ada yang hilang. Nama Cirebon tetap ada. Gedung bersejarah pun tetap terjaga. “Kami hanya menambahkan, bukan mengganti,” katanya.
Kini, rencana besar itu berhenti atau tertunda di meja PT KAI. Di balik kekecewaan, Sally masih menitipkan pesan. Brand lokal, katanya, hanya ingin bermimpi besar. Ingin setara dengan yang lain. Ingin pariwisata Cirebon bangkit. “Jangan matikan mimpi kami,” begitu ia menutup pesannya.
Daop 3 Cirebon sendiri belum bisa memberikan statement apapun. Ketika dihubungi, Manager Humas Daop 3 Cirebon Muhibbuddin mengatakan soal naming right masih dalam pembahasan internal. “Mohon maaf saya belum bisa memberikan keterangan terkait naming rights ya, karena masih dalam pembahasan di internal KAI,” singkat Muhib lewat pesan singkat kepada Radar Cirebon, Rabu (1/10/2025).
Muhib sendiri bilang pada waktunya KAI akan memberikan keterangan. Tak dipastikan, kapan waktu yang dimaksud. Tapi yang jelas, kata Muhib, akan disampaikan ke publik ketika sudah ada hasil dari pembahasan.
