Mendirikan Sekolah Tinggi Seni dan Budaya di Cirebon

Wawan Hernawan
Wawan Hernawan
0 Komentar

Oleh: Wawan Hernawan – Pemerhati dan Praktisi Kebudayaan Cirebon

CIREBON merupakan salah satu kota tua di pesisir utara Jawa Barat yang memiliki warisan budaya yang sangat kaya. Sejak masa Kesultanan Cirebon pada abad ke-15, daerah ini dikenal sebagai simpul pertemuan budaya Jawa, Sunda, Arab, Tiongkok, dan Eropa. Akulturasi tersebut melahirkan ragam kesenian unik yang masih lestari hingga kini, seperti seni batik dengan motif mega mendung yang mendunia, tari topeng Cirebon yang penuh simbolisme spiritual, dan ritual Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan dan Kanoman yang menggambarkan kearifan Islam lokal.

Dalam satu dekade terakhir, perkembangan seni dan budaya di Cirebon menunjukkan dinamika yang signifikan. Komunitas seni lukis, teater, musik tradisional, hingga film independen tumbuh di berbagai sudut kota. Generasi muda mulai menghidupkan kembali seni kriya rotan, batik kontemporer, dan desain berbasis motif klasik Cirebon. Di sisi lain, perkembangan ekonomi kreatif berbasis budaya menjadi kekuatan baru yang berpotensi besar meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Festival budaya, pameran batik, pertunjukan tari, dan produksi kreatif lokal kini menjadi sumber ekonomi alternatif sekaligus media promosi budaya Cirebon di tingkat nasional maupun internasional.

Namun, perkembangan tersebut belum diimbangi dengan keberadaan lembaga pendidikan tinggi seni dan budaya yang representatif. Banyak talenta muda Cirebon terpaksa melanjutkan studi seni ke luar daerah karena keterbatasan fasilitas dan wadah pengembangan lokal. Padahal, jika Cirebon memiliki Sekolah Tinggi Seni dan Budaya, maka pendidikan seni dapat disinergikan dengan kekuatan sejarah dan tradisi yang telah lama hidup di masyarakat.

Baca Juga:Ini Menurut Praktisi Budaya Cirebon Soal Naming Rights Stasiun CirebonNaming Rights Stasiun Cirebon, Branding atau Pelestarian Budaya?

Pendirian sekolah tinggi seni dan budaya di Cirebon memiliki beberapa tujuan strategis. Pertama, membentuk karakter seniman yang berjati diri lokal dan berwawasan global. Pendidikan seni berbasis nilai budaya Cirebon akan melahirkan generasi kreatif yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga memahami filosofi dan akar budaya daerahnya. Kedua, meningkatkan kualitas dan profesionalitas pelaku seni serta pengelola kebudayaan. Melalui kurikulum akademik dan riset kebudayaan, mahasiswa dapat mengkaji, mendokumentasikan, serta mengembangkan potensi seni tradisional agar relevan dengan zaman. Ketiga, mendorong tumbuhnya ekosistem ekonomi kreatif yang berbasis pada pelestarian budaya lokal — menjadikan seni bukan hanya warisan, tetapi juga sumber kesejahteraan.

0 Komentar