PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid untuk Percepat Transisi Energi Bersih

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo
POTENSI ENERGI: Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar, namun dalam pengembangannya menghadapi tantangan mismatch antara lokasi pusat EBT dengan pusat permintaan listrik. FOTO: PLN/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – PT PLN (Persero) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung ketahanan energi dan percepatan transisi menuju energi bersih di kawasan Asia Tenggara.

Salah satunya melalui pembangunan ASEAN Power Grid (APG) yang bertujuan mewujudkan integrasi sistem kelistrikan hijau lintas negara.

Komitmen tersebut ditegaskan dalam The 41st Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA) Council Meeting di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga:DAK Disdik Dihapus, 20 SD Negeri di Cirebon Tetap Dapat Revitalisasi Rp18 MiliarMantan Istri Menang Gugatan, Gudang Sewaan di Astanajapura Disita PN Cirebon 

Executive Director ASEAN Centre for Energy (ACE), Ir. Ts. Abdul Razid Dawood, menyebut ASEAN Power Grid menjadi tonggak penting integrasi energi di Asia Tenggara guna mewujudkan akses energi yang terjangkau, berkelanjutan, dan tangguh.

“ASEAN Power Grid akan memperkuat ketahanan energi semua negara anggota ASEAN. Kita harus memastikan keterjangkauan dan keberlanjutan energi demi menekan emisi karbon,” ujarnya.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar, menambahkan hasil pertemuan ini akan menjadi dasar penyusunan ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Phase III 2026–2030, yang menekankan kolaborasi lintas sektor dan transformasi energi yang adil serta inklusif.

“Pada 43rd ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM), para menteri energi ASEAN juga akan menandatangani Enhanced Memorandum of Understanding of ASEAN Power Grid sebagai bentuk komitmen bersama,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa Indonesia tengah menjalankan transformasi besar menuju swasembada energi berkelanjutan.

“Kami ditugaskan menyediakan energi yang andal dan terjangkau, sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca. Energi yang terjangkau akan mendorong investasi, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.

Darmawan menjelaskan, hingga 2034 Indonesia menargetkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt (GW), dengan 76 persen berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Meski potensi EBT sangat besar, tantangan utama terletak pada jarak antara lokasi sumber daya dan pusat permintaan listrik.

Baca Juga:Imbas Pembebasan BPHTB dan PBG, Pemkab Cirebon Berpotensi Kehilangan PAD Rp20 Miliar!Immoderma Ajak Gen Z Percaya Diri Lewat Kulit Sehat #CantikDariHati

Karena itu, interkoneksi listrik antarnegara ASEAN dinilai menjadi solusi strategis untuk berbagi pasokan energi dan memperkuat ketahanan kawasan.

“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi lintas sektor, inovasi, dan investasi — baik domestik, regional, maupun internasional — adalah kunci menuju keberhasilan ASEAN Power Grid,” tutup Darmawan. (cep/opl)

0 Komentar