Teknologi T1P4K di Kecamatan Sumber Aktif Dalam Industrialisasi Pertanian melalui KMP TASKIN

BP taskin
DOA: BP TASKIN memulai implementasi model ini di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, dengan mengelola lahan persawahan seluas 26 hektare yang dihuni oleh 593 keluarga miskin ekstrem. --FOTO: IST--
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia masih berstatus sebagai negara agraris karena sektor pertanian. Tempat bergantungnya sebagian besar penduduk secara ekonomi, belum berkembang menjadi industri modern.

Padahal, sektor ini memegang peranan penting dalam perekonomian nasional dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta menyerap sekitar 28,54% dari total angkatan kerja, atau setara 40,67 juta orang yang bekerja di sektor pertanian secara luas.

Namun, potensi besar tersebut dibayangi oleh berbagai tantangan serius: perubahan iklim, alih fungsi lahan, ketimpangan penguasaan lahan, rendahnya kesejahteraan petani, serta krisis regenerasi.

Baca Juga:Untag Cirebon Hadirkan Augmented Reality untuk Dorong Anak TK Aktif Bergerak di Ruang TerbatasMungkinkah Gaya Berpakaian Menentukan Kepribadian Seseorang? Ini Pandangan Sobat Zetizen

Saat ini, lebih dari 33 juta petani di Indonesia mayoritas merupakan petani kecil dengan penghasilan rendah.

Lebih dari 70% di antaranya berusia di atas 45 tahun, sementara minat generasi muda untuk terjun ke pertanian terus menurun.

Sebagai jawaban atas persoalan tersebut, Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP TASKIN) menghadirkan model industrialisasi pertanian berbasis digital yang dikelola melalui kelembagaan Koperasi Multi Pihak Percepatan Pengentasan Kemiskinan (KMP TASKIN).

Melalui KMP TASKIN, pengelolaan rantai pasok, dari petani dan buruh tani, pengelola penggilingan padi, gudang dan logistik, pedagang sembako hingga konsumen, dikonsolidasikan dalam satu ekosistem ekonomi berbasis koperasi multipihak dengan pengelolaan digital.

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memastikan distribusi manfaat ekonomi berjalan secara adil.

Dengan demikian, petani, buruh tani, dan petani penggarap memiliki kesempatan memperoleh pendapatan lebih tinggi, kesejahteraan meningkat, dan kemiskinan dapat dientaskan secara struktural dan berkelanjutan.

BP TASKIN memulai implementasi model ini di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, dengan mengelola lahan persawahan seluas 26 hektare yang dihuni oleh 593 keluarga miskin ekstrem.

Baca Juga:Gaya Berpakaian yang Sedang Tren Saat Ini Versi Sobat ZetizenApakah Gaya Berpakaian Ditentukan oleh Situasi atau Mindset? Ini Tanggapan Sobat Zetizen

Wilayah ini menjadi titik awal dari program pengentasan kemiskinan struktural melalui industrialisasi pertanian digital.

Provinsi Jawa Barat, yang memiliki luas lahan sawah irigasi sebesar 723.635 hektare, dipilih sebagai lokus pertama pelaksanaan industrialisasi pertanian ini.

Hingga akhir tahun 2025, KMP TASKIN ditargetkan akan mengkonsolidasikan:

7.000 hektare lahan sawah,

272.225 petani/buruh tani,

377 penggilingan beras,

470 gudang,

8.260 pedagang sembako, serta

90.437 keluarga konsumen

Ke dalam ekosistem digital koperasi multipihak. Sistem ini akan menjamin ketelusuran komoditas, kestabilan harga, dan pemerataan manfaat ekonomi, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani dan mempercepat pengentasan kemiskinan di perdesaan.

0 Komentar