Keracunan Masal Lagi di KBB, Guru Ikut Keracunan karena Wajib Mencicipi

kasus keracunan di kbb
KERACUNAN MBG: Para pelajar mendapatkan pertolongan medis di ruang kelas SMPN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Hingga Rabu (15/10/2025), sebanyak 342 orang engalami keracunan, termasuk guru. Foto: Dimas Rachmatsyah-Jabar Ekspres
0 Komentar

Ini merupakan kasus ketiga yang terjadi di Bandung Barat dalam dua bulan terakhir, setelah sebelumnya insiden serupa terjadi di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas. Aang Kurnia (46), orang tua salah satu korban, menilai program MBG berjalan tanpa pengawasan ketat di lapangan sehingga kerap menimbulkan korban.

“Kami sebagai orang tua sebenarnya sudah khawatir sejak kasus-kasus sebelumnya. Menurut saya, pengawasan di lapangan sangat kurang, makanya kasus seperti ini terus terulang,” kata Aang saat ditemui Jabar Ekspres di Posko Penanganan SMPN 1 Cisarua, Rabu (15/10/2025).

Anaknya yang duduk di kelas VIII mengalami gejala pusing, mual, sakit perut, hingga muntah usai mengonsumsi paket MBG berisi nasi, ayam blackpepper, capcay wortel brokoli, tahu goreng, dan sepotong buah melon. “Syukur sekarang keadaannya sudah membaik. Tapi kalau programnya masih seperti ini, saya lebih memilih anak saya bawa bekal dari rumah saja,” ujarnya.

Baca Juga:Tambah Lengkap, Ayu dan Rudiana Juga Masuk Dewan Kehormatan KONI Kabupaten CirebonLindungi Santri, Perkuat Infrastruktur Ponpes, Tiga Kementerian Sinergi setelah Tragedi Al Khoziny

Pandangan serupa disampaikan Nanda Warlina (24), orang tua Athafaris (7), siswa SDN Garuda yang juga menjadi korban keracunan. Ia mengaku trauma dan khawatir terhadap kualitas makanan dari program MBG.

“Awalnya anak saya gak ngerasa apa-apa, tapi pas olahraga malah pusing dan sakit perut. Setelah tahu ternyata makanannya sama kayak yang bikin siswa SMP keracunan, saya langsung takut. Kayaknya ke depan gak mau lagi anak saya makan MBG,” kata Nanda.

Pelaksana Tugas (Plt) Camat Cisarua Herman Permadi membenarkan bahwa dapur MBG milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panyandaan menjadi penyedia makanan bagi delapan sekolah di wilayah tersebut. Total sebanyak 3.649 paket MBG diproduksi dan didistribusikan ke SMPN 1 Cisarua, SMKN 1 Cisarua, MA Bina Insani, MA dan MTs Ponpes Al Furqon, PAUD Al Muslimin, SDN 1 Garuda, dan SDN 1 Barukai.

“Sebelum kejadian, kami sudah melakukan pembinaan bersama puskesmas terkait pemenuhan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Tapi kalau bahan bakunya bermasalah, tentu itu di luar kontrol kami,” ujar Herman.

Ia menambahkan, di wilayah Parongpong dan sekitarnya terdapat sembilan SPPG yang ditugaskan memproduksi menu MBG, namun baru enam yang beroperasi. Pihak kecamatan, kata dia, telah memberikan pembinaan mengenai higienitas dapur, pengolahan, hingga penyimpanan bahan baku. “Kami selalu tekankan agar memperhatikan proses pengolahan, pengemasan, dan bahan baku. Ini jadi perhatian serius supaya kejadian seperti ini tidak berulang,” tandasnya.

0 Komentar