Masih menurut Nanik, Presiden Prabowo menginginkan menu MBG tidak hanya sekadar mengenyangkan, tetapi harus mengandung gizi yang optimal, terutama protein untuk tumbuh kembang anak dan ibu hamil.
Nanik juga memberikan peringatan keras kepada seluruh pelaksana program di lapangan, baik mitra dapur maupun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), agar tidak mengurangi kualitas bahan baku demi mencari keuntungan. “Jadi jangan di-mark up (dilebihkan). Anggaran bahan baku itu harus penuh. Selain susu, harus ada dua lauk, bukan satu,” tegas Nanik.
Anggaran Rp10.000 per anak per hari ini merupakan penyesuaian dari rencana awal Rp15.000, setelah pemerintah melakukan re-evaluasi kondisi anggaran.
Baca Juga:Tambah Lengkap, Ayu dan Rudiana Juga Masuk Dewan Kehormatan KONI Kabupaten CirebonLindungi Santri, Perkuat Infrastruktur Ponpes, Tiga Kementerian Sinergi setelah Tragedi Al Khoziny
Meskipun ada penyesuaian nominal, BGN memastikan standar gizi minimal 600-700 kalori yang mengandung karbohidrat, protein, dan nutrisi penting lainnya tetap terpenuhi.
Dalam kesempatan yang sama, BGN mengakui bahwa implementasi awal program MBG tidak luput dari kesalahan dan kekurangan di lapangan, terutama terkait kelayakan dapur dan pengawasan menu. “Kita harus akui ini kelalaian kita bersama. Ini salah BGN, mitra, dan SPPG yang harus kita perbaiki bersama,” kata Nanik.
Oleh karena itu, BGN mengimbau semua unsur pelaksana untuk saling mengingatkan dan bekerja secara integritas. Ia menekankan bahwa program MBG adalah wujud kecintaan Presiden Prabowo terhadap anak-anak Indonesia, dan bukan bertujuan untuk orientasi bisnis semata. (wit/dsw/rc)