Warga Sudimampir Lor Padati Karnaval Budaya Sedekah Bumi

Kuwu Sudimampir Lor
LESTARIKAN TRADISI LELUHUR: Kuwu Sudimampir Lor, Ade Nanto menaiki kereta kencana dalam acara sedekah bumi, Minggu (19/10/2025) lalu. FOTO: BURHANUDIN/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

INDRAMAYU – Ribuan warga memadati jalan-jalan Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, untuk mengikuti karnaval budaya dalam rangka tradisi sedekah bumi, Minggu 19 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi puncak rangkaian ritual tahunan sebagai ungkapan syukur atas hasil panen sekaligus doa bersama menjelang musim tanam berikutnya.

Karnaval berlangsung semarak. Kepala Desa Sudimampir Lor, Ade Nanto, bersama Camat Balongan Ade Sukma Wibowo, memimpin iring-iringan dengan menaiki kereta kencana. Di belakang mereka, ogoh-ogoh berbentuk hewan ternak turut diarak, menyimbolkan kemakmuran desa.

Berbagai hasil tani seperti padi, aneka sayuran, hingga buah mangga khas Indramayu juga dibawa dalam arak-arakan sebagai bentuk persembahan masyarakat kepada alam.

Baca Juga:Menang Atas Argentina 2-0 di Final, Maroko Juara Piala Dunia U-20Ramai Calon Pelatih Indonesia Berkat Pemandu Bakat PSSI Simon Tahamata Berpelukan dengan Frank de Boer

Tradisi sedekah bumi merupakan bagian dari budaya turun-temurun masyarakat Jawa yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan dan bumi yang memberikan kehidupan.

“Acara ini kami adakan setiap tahun setelah panen dan sebelum musim tanam rendeng. Hari ini ada karnaval budaya yang melibatkan seluruh RT di desa, besok akan dilanjutkan dengan pertunjukan sandiwara tradisional,” kata Kepala Desa Ade Nanto.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah rutin digelar sejak awal masa jabatannya dan kini memasuki tahun keempat pelaksanaan.

“Sedekah bumi adalah simbol rasa syukur kita kepada alam. Harapannya, warga tetap kompak dan melestarikan budaya ini,” imbuhnya.

Camat Balongan, Ade Sukma Wibowo, mengapresiasi komitmen warga Sudimampir Lor dalam merawat budaya lokal di tengah arus modernisasi.

“Sudimampir Lor patut menjadi teladan karena masih menjaga tradisi ini secara meriah. Ini bukan hanya seremoni, tapi identitas dan perekat sosial warga desa,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya keberlanjutan tradisi ini meskipun terjadi pergantian pemimpin desa. “Kearifan lokal seperti ini harus dijaga bersama. Saya bangga masyarakat masih menjunjung tinggi tradisi sebagai warisan leluhur,” tandasnya. (han)

0 Komentar