RADARCIREBON.ID -Isu limbah dapur MBG yang sempat mencuat dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Limbah Dapur Makan Bergizi Gratis, Berkah atau Bencana” yang digelar di ruang Konvergensi Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, awal 4 Oktober 2025 lalu, akhirnya terjawab.
Limbah dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Cirebon menimbulkan masalah. Diduga mencemari lingkungan. Kondisi itu terjadi di SPPG Desa Adidharma, Kecamatan Gunungjati.
Kabid Pengendalian dan Pemulihan Dampak Lingkungan (P2DL) DLH Kabupaten Cirebon, Yuyu Jayudin ST MSi mengaku, pihaknya baru mengetahui informasi tersebut dari media. Sebab, selama ini belum ada laporan yang masuk ke DLH.
Baca Juga:RA Tahfiz Quran Attaqwa Gelar Outing Class PanahanBimtek dan Uji Kompetensi Pengurus Koperasi
Meski demikian, pihaknya akan segera turun ke lapangan guna mengecek lokasi terjadinya dugaan pencemaran limbah di SPPG Desa Adidharma.
“Ya nanti kita jadwalkan, segera mungkin untuk turun ke lapangan,” kata Yuyu, saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya, kepada Radar Cirebon, Rabu (22/10).
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono ST MSi mengungkapkan, hingga kini pihaknya belum menerima komunikasi resmi dari pengelola SPPG dalam program MBG terkait penanganan limbah tersebut.
Padahal, di seluruh wilayah Cirebon sudah terdapat 45 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang aktif beroperasi. “Sampai sekarang belum ada komunikasi dari pihak SPPG kepada kami,” ujar Dede.
Dede mengaku, pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan pengelola SPPG maupun instansi terkait lainnya dalam menyusun mekanisme pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.
DLH pun mendorong agar segera dibuat nota kesepahaman (MoU) sebagai dasar kerja sama teknis.
“Kalau ada MoU, kami siap memberikan arahan teknis. Ini penting agar pengelolaan limbah dapur MBG bisa berjalan optimal dan tidak menimbulkan pencemaran,” terangnya.
Baca Juga:Baru 22 dari 48 SPPG di Cirebon Miliki SLHS, Pemkab Akui Sulit Koordinasi dengan Korwil BGNRumah Tambi Jadi Ikon Tabalong, Sekolah Alam dan Ruang Kreatif Anak Muda Cirebon
Dede menilai, limbah organik dari dapur MBG sebetulnya bisa bernilai ekonomi tinggi jika diolah dengan tepat.
Salah satunya, dengan dijadikan pakan maggot, yang kini banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak bernutrisi.
“Limbah MBG sangat cocok untuk bahan pakan maggot. Selain bisa mengurangi volume sampah organik, hasil budidayanya juga bernilai ekonomi bagi masyarakat,” jelasnya.